2.09.2016

UPLOAD PUISI LAMA.. KISAH SETELAH WISUDA S1 hehehe..

DI YUDISIUM

Sementara aku akan meninggalkanmu
Seekor burung kecil memanah senja
Lukanya membentuk garis pantai dan sebuah perahu bergerak-gerak
Menenangkan kegelisahan riak
Satu kekasih mengepal pasir berkata kepada sangsi

Dapatkah aku merunduk menghirup seluruh aroma kekasihku
Sebelum menjadi titik bayangan di lipatan kenangan
Dapatkah aku telentang menelusuri pekat rambutnya
Sebelum kemarau  benar-benar bermukim di dusun hati paling sunyi

Ombak menepi lesu memaknai bisu
Satu kekasih  berdiri menunggu keberangkatan berkata kepada sangsi

Wajahmu menggambarkan rahasia
Merajut sunyi batu-batu
Semakin saat sesat di halaman sendiri
Pertarungan melahirkan bintang
Ujung perahu kelelahan mati  di mekar gelombang
Tombak waktu membawa paling ke dasar tak dikenal
Ini  dunia untuk para pemenang
Pengkhianatan bersebelahan dengan ciuman
Aku berdiri di terakhir merekatkan
Sobekan wajahmu di keharuman bulan Februari

Kekasih bila waktu memberi alamat pelabuhan
Dek perahu terakhir pasti pilihan
Biar tertulis rayuan dalam pagi rampung embun sebagai jamuan percintaan
Tapi seperti tangismu
 Dunia menyakiti dengan dendam paling rindu

Aku derit mesin pada cerobong
Kau kehitaman asap pembakaran
Di lambaian yang mengkekalkan kesakitan

Akankah kau kenang saat lewat ini
Hanya aku nyeri menahan hentakan malam-malam
Akankah kau mengenang sebutir aku
Detak kedua jantung malam menyadarkan selalu
Antara dunia lebih besar kehilangan

Sementara aku akan meninggalkanmu
Seekor burung memanah senja
Serombongan anak perempuan berlarian  memberi bunga
Sarjana tolong rawat lukanya

Malang 2007

Ritma Candra Ariesha, S.Pd

Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...