9.05.2025

Game Kuis Materi Cerita Rakyat Berbasis Digital





Halo semua! 👋

Apakah kamu siap menguji pengetahuanmu tentang kekayaan cerita rakyat Indonesia? Ayo, ikuti kuis seru kami yang berbasis digital! Kami tahu, belajar bisa jadi membosankan, tapi tidak dengan kuis ini. Kami ingin membuktikan bahwa belajar cerita rakyat bisa jadi kegiatan yang menyenangkan dan interaktif.

Kuis ini tidak hanya sekadar pertanyaan dan jawaban. Setiap pertanyaan dilengkapi dengan ilustrasi menarik yang akan membantumu memahami cerita dengan lebih baik. Setiap jawaban yang kamu berikan juga akan langsung mendapatkan umpan balik, sehingga kamu bisa tahu seberapa jauh pemahamanmu.

Fitur Unggulan Kuis Kami:

  • Ilustrasi Menarik: Setiap pertanyaan dilengkapi dengan visualisasi yang indah.

  • Umpan Balik Instan: Langsung tahu jawabanmu benar atau salah.

  • Akses Fleksibel: Kuis bisa diakses dari mana saja dan kapan saja, baik melalui komputer, tablet, maupun ponsel.

  • Cocok untuk Semua Usia: Baik kamu pelajar, guru, atau bahkan orang tua yang ingin mengenalkan cerita rakyat pada anak, kuis ini cocok untuk semua.

Tunggu apa lagi? Klik di sini untuk memulai petualangan seru ini! Mari lestarikan budaya Indonesia dengan cara yang modern dan menyenangkan.

Bagikan hasil terbaikmu di kolom komentar dan tantang teman-temanmu untuk mengalahkan skormu! Sampai jumpa di kuis! 😊

9.03.2025

Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Cerita Rakyat Berbasis Culturally Responsive Teaching untuk Guru Bahasa Indonesia SMP Di Kabupaten Kepahiang




Kami berkolaborasi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang sebagai mitra utama. MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang merupakan wadah resmi bagi guru-guru Bahasa Indonesia SMP di seluruh wilayah Kepahiang untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan kompetensi profesional. Keanggotaannya meliputi perwakilan guru dari berbagai sekolah SMP di Kepahiang, mencakup guru-guru dengan pengalaman mengajar yang bervariasi, mulai dari guru muda hingga guru senior. MGMP ini secara rutin mengadakan pertemuan untuk membahas isu-isu terkait kurikulum, metode pengajaran, dan peningkatan kualitas pendidikan Bahasa Indonesia. Melalui kemitraan dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang, kami optimis dapat menjangkau sebagian besar guru Bahasa Indonesia SMP di wilayah ini, memastikan bahwa pelatihan yang diberikan relevan dengan kebutuhan lapangan, dan memfasilitasi keberlanjutan dampak program.

Pemanfaatan potensi cerita rakyat sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah, khususnya di Kabupaten Kepahiang, belum sepenuhnya optimal. Observasi awal dan diskusi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang menunjukkan beberapa tantangan. Guru-guru dihadapkan pada keterbatasan waktu, minimnya sumber daya bahan ajar yang inovatif, serta kurangnya pemahaman mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan cerita rakyat secara efektif ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran. Lebih lanjut, konsep Culturally Responsive Teaching (CRT), sebuah pendekatan pedagogis yang menekankan pentingnya mengakomodasi latar belakang budaya siswa dalam pembelajaran, masih tergolong baru dan belum banyak diterapkan secara sistematis dalam pengembangan bahan ajar. Padahal, penerapan CRT sangat relevan untuk konteks Kabupaten Kepahiang yang kaya akan warisan budaya lokal, memastikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik siswa dengan menghargai identitas budaya mereka.

Menyikapi kondisi tersebut, MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak akan peningkatan kapasitas profesional guru-guru anggotanya dalam mengembangkan bahan ajar cerita rakyat yang inovatif, relevan, dan terintegrasi dengan prinsip-prinsip CRT. Kebutuhan ini muncul dari keinginan kuat MGMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, sekaligus melestarikan dan memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada siswa melalui media yang akrab dengan mereka. Oleh karena itu, melalui program pengabdian masyarakat ini, kami mengusung "PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR CERITA RAKYAT BERBASIS CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING UNTUK GURU BAHASA INDONESIA SMP DI KABUPATEN KEPAHIANG" sebagai upaya kolaboratif untuk menjawab kebutuhan mitra dan berkontribusi nyata pada kemajuan pendidikan di wilayah ini.

Pelatihan ini diharapkan dapat membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk menciptakan bahan ajar yang tidak hanya memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga memberdayakan siswa dengan menghargai keberagaman latar belakang budaya mereka.

Pengabdian dilaksanakan berupa pelatihan kepada guru yang merupakan anggota MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang berupa keterampilan pembuatan bahan ajar pembelajaran bahasa dan budaya Masyarakat kabupaten Kepahiang yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan berbasis Culturally Responsive Teaching. Melalui kegiatan ini, nantinya dapat membentuk tenaga guru yang multi skill di dalam bahasa dan budaya kearifan lokal kabupaten Kepahiang. Selain itu, dengan adanya keterampilan tersebut, masyarakat sasaran memiliki kesempatan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan efektif; dapat mengembangkan bahan ajar pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mendorong motivasi, perkembangan kognisi, perkembangan interpersonal dan perkembangan aspek sosial yang dimiliki.

Berhasil tidaknya kegiatan pengabdian ini dilakukan, dapat dilihat dari antusias peserta. Antusiasme dari peserta dapat dilihat dari evaluasi kegiatan terhadap peserta. Evaluasi dilakukan dengan mengamati kinerja para peserta. Pada saat berlangsungnya kegiatan, semua peserta mampu mengulangi atau mengikuti dari materi yang disampaikan. Selain itu, berhasil atau tidaknya kegiatan ini dilakukan yaitu adanya indikator. Indikator pencapaian yang ditetapkan adalah, bahwa pengabdian dinyatakan berhasil apabila masing-masing peserta sudah memiliki minimal satu model pembelajaran yang memuat materi pembelajaran dan mampu memanfaatkan materi untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengembangan bahan ajar pembelajaran yang berhasil dibuat oleh peserta, misalnya dapat membuat variasi tema pertanyaan yang digunakan di dalam materi teks cerita rakyat; dengan basis culturally responsive teaching bisa belajar angka dalam bahasa Indonesia, bisa belajar nama-nama benda yang ada di bahan ajar Media Pembelajaran Interaktif baik yang berhubungan dengan bahasa maupun budaya Masyarakat kabupaten Kepahiang.

Berikut adalah dokumentasi atau foto-foto dari pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut.



Gambar diatas merupakan proses pemberian materi tentang bahan ajar berbasis culturally responsive teaching, jenis – jenis ajar memirsa, dan materi teks cerita rakyat yang menggunakan pendekatan CRT. Para peserta antusias mengikuti pemaparan materi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri oleh peserta.


Kegiatan ini membangun jaringan dan kolaborasi antar guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang. Mereka saling berbagi ide, sumber daya, dan tantangan dalam mengimplementasikan bahan ajar berbasis CRT, menciptakan komunitas praktisi yang saling mendukung.

Kegiatan ini mencakup materi terkait pembelajaran berbasis culturally responsive teaching, agar guru dapat menyusun RPP dan bahan ajar yang mengintegrasikan cerita rakyat lokal dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Pada pelatihan ini peserta pun mempresentasikan hasil karya mereka dengan baik dan menjelaskan relevansi bahan ajar tersebut terhadap konteks budaya siswa.

 


Kegiatan ini pesert pun menggunakan media digital untuk membuat bahan ajar yang menarik. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini berhasil memberdayakan guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif, relevan, dan bermakna bagi siswa mereka.

 

a.  Hasil Langsung (Tangible Output)

Kegiatan ini memberikan hasil secara langsung dan tidak langsung, yaitu ;

1.  Media Pembelajaran Interaktif (MPI) dan Bahan Ajar Digital: Peserta, yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Kepahiang, membuat media pembelajaran interaktif yang dibuat dengan aplikasi Canva yang berisi pembelajaran berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT), panduan praktis, dan contoh-contoh pembuatan bahan ajar cerita rakyat. Selain itu, mereka juga mendapatkan akses ke repository digital berisi bahan ajar cerita rakyat dalam format e-book, video pembelajaran, dan lembar kerja siswa yang telah dikembangkan selama pelatihan.

2.  Bahan Ajar Inovatif: Setiap peserta berhasil menyusun minimal satu bahan ajar cerita rakyat yang terintegrasi dengan prinsip CRT. Bahan ajar ini mencakup:

o  Cerita Rakyat Lokal: Peserta menggunakan cerita rakyat yang relevan dengan budaya dan sejarah Kepahiang, seperti legenda Bukit Kaba atau cerita-cerita lokal lainnya, sebagai inti materi.

o  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): RPP yang disusun berfokus pada pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi latar belakang budaya siswa.

o  Media Pembelajaran: Peserta membuat media pembelajaran yang kreatif, seperti komik digital, storyboard, atau video pendek yang mengadaptasi cerita rakyat lokal.

o  Penilaian Otentik: Peserta merancang instrumen penilaian yang relevan dengan konteks budaya siswa, misalnya melalui tugas proyek yang melibatkan keluarga atau komunitas.

 

b.  Hasil Tidak Langsung (Intangible Output)

1.  Peningkatan Kompetensi Guru: Guru-guru yang menjadi peserta mengalami peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam:

o    Konsep Culturally Responsive Teaching: Mereka kini memahami pentingnya menghubungkan materi pelajaran dengan identitas budaya siswa untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka di kelas.

o    Pemanfaatan Teknologi: Guru menjadi lebih mahir dalam menggunakan aplikasi dan perangkat lunak untuk membuat bahan ajar digital yang menarik dan interaktif.

o    Pengembangan Bahan Ajar: Keterampilan guru dalam merancang bahan ajar yang inovatif, kreatif, dan relevan dengan konteks lokal meningkat secara signifikan.

2.   Penguatan Komunitas Guru: Kegiatan ini membangun jaringan dan kolaborasi antar guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang. Mereka saling berbagi ide, sumber daya, dan tantangan dalam mengimplementasikan bahan ajar berbasis CRT, menciptakan komunitas praktisi yang saling mendukung.

3.     Dampak pada Pembelajaran Siswa: Meskipun dampaknya tidak langsung terukur dalam waktu singkat, bahan ajar yang dikembangkan oleh guru berpotensi besar untuk:

o    Meningkatkan Minat Belajar: Siswa akan merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran karena cerita yang diajarkan relevan dengan latar belakang budaya mereka.

o    Membangun Jati Diri Lokal: Pembelajaran cerita rakyat lokal membantu siswa menghargai dan memahami warisan budaya mereka sendiri.

o    Meningkatkan Hasil Belajar: Siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep Bahasa Indonesia karena materi disajikan dalam konteks yang familier dan bermakna.


Game Kuis Materi Cerita Rakyat Berbasis Digital

Halo semua! 👋 Apakah kamu siap menguji pengetahuanmu tentang kekayaan cerita rakyat Indonesia? Ayo, ikuti kuis seru kami yang berbasis digi...