Tampilkan postingan dengan label mulai dari diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mulai dari diri. Tampilkan semua postingan

12.01.2022

MULAI DARI DIRI MODUL 2.3





1. Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?

Selama menjadi guru tentunya pembelajaran saya pernah di supervisi oleh kepala sekolah, perasaan saya saat mendengar akan disupervisi pastinya saya cemas dan merasa ingin melakukan yang terbaik tapi deg-deg an. Tidak tahu kenapa, istilah supervisi membuat saya khawatir dan merasa takut karena masih banyak kekurangan pada diri saya. Pengalaman saya saat observasi dan pasca observasi, sesuai jadwal yang sudah diberikan oleh Waka kurikulum, saya membawa semua berkas administrasi perangkat pembelajaran ke ruang kepala sekolah, dan saya bersyukur perangkat pembelajaran yang saya siapkan sudah lengkap. Untuk supervisi, dilakukan di kelas 7b dengan membawa RPP yang sudah di telaah. Dari kegiatan supervisi, saya banyak masukan dari pengawas dan kepala sekolah terutama pada pembelajaran yang berpihak pada murid masih banyak kekurangannua. Dikarenakan saya menggunakan metode pembelajaran berbasis android dan IT, sarana dan prasarana sekolah masih kurang mendukung jadi masih perlu banyak perbaikan di sana sini  




2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut

a. Sebelum saya melaksanakan supervisi bersama pengawas dan kepala sekolah, terlebih dahulu diadakan briefing terkait penyampaian bahwa supervisi ini adalah kegiatan saling berbagi pengalaman bukan sebagai ajang mencari kesalahan. 

b. kegiatan supervisi memberikan pemahaman bahwa ada ide atau cara baru dalam pembelajaran sehingga model pembelajaran lebih bervariatif dan inovatif sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami murid.

c. Supervisi merupakan kebutuhan administrasi yang perlu dilakukan dan menjadi salah satu komponen akreditasi sekolah.

d  dalam supervisi ada catatan yang dijadikan bahan untuk refleksi/tindak lanjut.




3. Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

a. saya berharap dapat memahami cara mengembangkan diri sebagai pendidik setelah kegiatan supervisi

b. terjadi perubahan cara berpikir dalam mengambil keputusan dalam menghadapi suatu kondisi atau permasalahan

c. terjadi perubahan cara berkomunikasi dengan murid dan rekan sejawat

d. mampu melaksanakan coaching kepada murid dan rekan sejawat




4. Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.

Jika saya sebagai kepala sekolah, yang harus melakukan supervisi saya berada pada posisi 8, dimana masih ada guru yang takut disupervisi, ada guru yang sudah disupervisi tetapi masih belum memperbaiki yang menjadi catatan saat supervisi ataupun belum melengkapi perangkat pembelajaran.




5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?

a. mempelajari materi yang berisi contoh praktik coaching yang kontekstual antara guru-murid maupun dengan rekan sejawat

b. menerapkan praktik coaching

10.31.2022

MULAI DARI DIRI MODUL 2.1


Membuat Refleksi Individu
Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid anda


Saya Ritmha Candra Ariesha, saya bertugas di SMP N 1 Kepahiang, sebagai guru Mapel Bahasa Indonesia. Saya mengajar 4 kelas di kelas 7. Dalam masing-masing kelas yang saya ampu, ada bermacam karakter anak yang saya temui. Dari berbagai latar belakang, minat dan bakat yang berbeda. Hal ini membuat saya harus berpikir keras bagaimana agar dalam keanekaragaman perbedaan yang ada, siswa harus tetap mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan tingkatan dan kemampuan mereka pada masing-masing kelas. 

Seperti yang sudah saya pelajari pada modul sebelumnya bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Sebagai guru saya berusaha menyediakan lingkungan belajar yang menarik dengan menyediakan bermacam fasilitas sederhana yang dimiliki sekolah serta menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang saya kuasai sebagai bentuk tanggung jawab agar semua anak dipastikan dapat menerima pelajaran yang saya ampu dengan baik.

Selain fasilitas dan metode yang saya terapkan, saya juga membuat Video pembelajaran untuk memudahkan mereka menyerap materi dan mengulang materi yang sudah dipelajari di sekolah, untuk dipelajari lagi di rumah dengan bantuan orang tua. Jika di kelas rendah, ada sedikit perlakuan berbeda kepada anak-anak yang belum lancar membaca dan menulis. Biasanya saya kelompokkan mereka agar lebih mudah pengorganisasian dalam belajar di kelas.






















 







10.26.2022

Pendampingan Individu 1 Guru Penggerak

Rencana Tindak Lanjut (RTL) dibutuhkan sebagai implementasi kegiatan yang berkelanjutan. RTL merupakan panduan untuk keberlangsungan dan keberlanjutan suatu program tak terkecuali Pendidikan Guru Penggerak. Dengan adanya RTL akan memudahkan Calon Guru Penggerak dalam implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-bentuk program lanjutan, melainkan juga bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk menyelenggarakan program sejenis.

Penyusunan RTL membutuhkan perencanaan yang matang, dimana RTL yang baik sesuai dengan program yang berdasarkan pada potensi dan kekuatan yang dimiliki. Disamping itu, membutuhkan juga pertimbangan aset ilmu yang telah dimiliki oleh Calon Guru Penggerak dan akan dikembangkan di sekolah ataupun komunitasnya. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan dilaksanakan setelah mempelajari Modul 1 dalam Pendidikan Guru Penggerak.
1. Mengembangkan pengetahuan pendidik tentang sistem pendidikan yang dikemukan Ki Hajar Dewantara yaitu mendekatkan murid pada kodrat alam dan kodrat jamannya

2. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites, Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain). Tujuannya adalah untuk mempersiapkan sekolah menghadapi era digital yang pada akhirnya berdampak pada murid. Program dilaksanakan dalam bentuk pelatihan-pelatihan secara rutin setiap bulan;

3. Mengelola program berdampak pada murid di tingkat sekolah, terutama terkait literasi berdiferensiasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kepemimpinan murid dalam literasi berdiferensiasi di kelas secara komunal di sekolah.

4. Menyelenggarakan pelatihan komputer bagi murid. Tujuannya untuk mempersiapkan kemampuan murid dalam memanfaatkan komputer sebagai persiapan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu juga meningkatkan murid yang cakap digital melalui pembelajaran berbasis android;

5. Mengembangkan budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas ke tingkat komunal sekolah. Tujuannya agar budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas dapat dilaksanakan di semua kelas yang ada di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penguatan terhadap wali kelas dalam pembuatan kesepakatan kelas;

6. Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi murid dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berpusat pada murid. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan wali kelas dalam menciptakan kelas yang menyenangkan bagi murid;

7. Pertemuan dengan Komunitas Praktisi di sekolah dan sekitarnya guna membahas program-program lain yang berdampak pada murid di sekolah. Tujuannya untuk memetakan bentuk program berdampak ada murid yang dapat dilaksanakan di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara intensif dan rutin dengan Komunitas Praktisi di sekolah;

Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat. Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam pelaksanaan RTL, penting menyusun manajemen risiko.


PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...