12.17.2022

AKSI NYATA 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Di dalam kelas pada saat proses pembelajaran, fakta yang ditemukan adalah pendidik dihadapkan dengan situasi dimana setiap murid yang diajarkan memiliki berbagai macam keberagaman yang unik. Karakteristik murid yang bervariasi dan bermacam kekuatan yang dimilikinya serta keterampilan murid yang menarik. Ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap pendidik untuk bisa memberikan keputusan dalam menyusun strategi pembelajaran yang berhubungan dengan fakta tersebut serta dengan memperhatikan pembelajaran yang berpihak kepada murid.



Peran dari seorang pendidik juga diutamakan untuk bisa mewujudkan profil pelajar Pancasila yang diharapkan bisa diintegrasikan dengan visi misi sekolah yang berpihak kepada murid. Program-program sekolah terkait dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid harus lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan guna mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan, efektif dan optimal.

Berkaitan dengan fakta dan tantangan di atas, pendidik bisa menerapkan sebuah pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu. 



Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan belajar murid. Adapun keputusan tersebut dibuat berkaitan dengan: (1) lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar; (2) tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas; (3) penilaian berkelanjutan; (4) merespon kebutuhan belajar murid dan (5) manajemen kelas yang efektif.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi diterapkan, pendidik harus melakukan beberapa hal diantaranya pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid dan menentukan strategi pembelajaran diferensiasi. Untuk melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid, pendidik harus memperhatikan tiga aspek kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar (readiness), minat dan profil/gaya belajar murid. Selain itu juga perlu untuk menentukan strategi pembelajaran diferensiasi yang akan diterapkan dalam pembelajaran seperti diferensiasi konten, proses dan produk. Setelah semuanya dapat didiagnosa dan ditentukan dengan baik, maka pendidik bisa memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan mampu untuk menciptakan lingkungan belajar dengan iklim yang menyenangkan, efektif, kondusif dan pastinya berpihak pada murid.



Adapun dalam pembelajaran di kelas perlu memperhatikan bagaimana perilaku anak ke diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran anak dan satu di antaranya adalah pembelajaran sosial emosional dengan akronim SEL atau Social Emotional Learning. Pembelajaran sosial emosional ini dilakukan oleh semua komunitas sekolah baik oleh anak dalam hal ini murid, pendidik maupun orangtua. Adapun kompetensi dari pembelajaran sosial emosional atau KSE yaitu kesadaran diri (mengenali emosi), pengelolaan diri (mengelola emosi dan fokus), kesadaran sosial (empati), keterampilan berhubungan sosial atau daya lenting (resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi tersebut bisa diterapkan dalam proses pembelajaran dengan berbagai macam teknik yang bisa dilakukan, salah satunya adalah Latihan bernapas dengan kesadaran penuh STOP.






Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...