1.31.2023

Aksi Nyata Modul 2.3





Tujuan Pembelajaran Khusus  : 
CGP mempraktikkan rangkaian supervisi akademik dalam pembelajaran dengan menggunakan paradigma berpikir coaching dan melakukan refleksi terhadap praktik supervisi akademik tersebut.

TAHAPAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PRINSIP COACHING :
Pra-Observasi :
Percakapan mengenai bagian dari pembelajaran yang akan menjadi fokus pengembangan. 

Observasi :
CGP sebagai supervisor melakukan observasi pembelajaran di kelas rekan sejawat dan membuat catatan pada lembar observasi. 

Pasca Observasi:
Pemberian umpan balik berbasis Coaching dan percakapan coaching (refleksi dan kalibrasi).



Tahapan Pra Observasi :
CGP sebagai supervisor melakukan percakapan berbasis Coaching bersama rekan sejawat (guru) sebagai subjek yang akan diobservasi.
Percakapan dalam tahap ini bertujuan untuk menggali informasi awal, bagaimana seorang guru menyampaikan rencana pengembangan diri yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran



Tahapan Observasi : 

CGP sebagai supervisor memberikan umpan balik berbasis Coaching dan percakapan coaching (refleksi dan kalibrasi)

Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, serta mengamati keterlaksanaan strategi yang disampaikan pada saat tahap pra-observasi untuk mewujudkan pengembangan kompetensi




Tahapan Pasca-Observasi : 

CGP sebagai supervisor melakukan percakapan berbasis Coaching bersama rekan sejawat (guru) sebagai subjek yang akan diobservasi.

Percakapan dalam tahap ini terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi. Proses percakapan bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan.




Lembar Rencana Pengembangan Diri

Refleksi Diri Latihan Coaching


Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3





MERDEKA 
(Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi, Aksi Nyata)


Berikut Kegiatan Pendidikan CGP di modul 2.3 :

Kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak pada Modul 2.3 telah selesai. Pada minggu ini, CGP mulai dengan materi baru pada modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik. Sistem pembelajaran masih sama menggunakan LMS dengan alur belajar MERDEKA.




Reporting 1 : 
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS. Dimulai dengan alur Mulai dari Diri. 
Pada kegiatan ini, CGP ditugaskan untuk membuat blog di LMS, dengan menuliskan refleksi diri mengenai kegiatan SUpervisi Akademik yang pernah dilaksanakan (ketika CGP di supervisi oleh Kepala Sekolah/ Pengawas). Kegiatan dilanjutkan dengan alur Eksplorasi konsep. Materi-materi yang disajikan dalam alur ini adalah mengenai konsep, paradigma, prinsip, alur coaching, dan supervisi akademik dengan paradigma coaching

Reporting 2 : 
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS. Kemudian kami melaksanakan kegiatan Ruang Kolaborasi bersama fasilitator yang hebat dan teman-teman CGP lain yang luar biasa. Di alur ini, kami secara berpasangan melakukan praktek coaching. Selanjutnya kami memasuki alur Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini kami kembali melakukan praktik coaching berpasangan 3 CGP, yang dalam praktiknya akan berperan sebagai coach, coachee dan pengamat secara bergantian. Kemudian tugas berupa link rekaman di upload ke LMS.


Reporting 3 : 
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS. Alur berikutnya adalah Elaborasi Pemahaman. Konsep mengenai coaching, dikuatkan oleh instruktur yang inspiratif yaitu Desi Andriani, M.Pd. Alur berikutnya yang kami lalui adalah Koneksi Antar Materi. Pada alur ini kami ditugaskan untuk membuat kaitan antar materi coaching dengan materi sebelumnya yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.



Reporting 4 : 
Beberapa aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini tidak terlepas dari alur MERDEKA yang ada di LMS. Berikutnya kami akan melaksanakan Aksi Nyata implementasi coaching untuk supervisi akademik di sekolah kami dengan melibatkan rekan sejawat sebagai coachee kami.

Sebagai penutup modul 2, kami melaksanakan post test. Dalam minggu ini, kami juga melaksanakan lokakarya 3 bersama pengajar Praktik dan rekan CGP lainnya yang dilaksanakan secara luring di SD 12 Kepahiang.


Responding 1 : 
Kami memulai alur pembejaran modul 2.3 ini dengan melakukan refleksi mengenai kegiatan supervisi akademik yang pernah dilakukan. Kemudian, kami mempelajari materi-materi yang disajikan antara lain mengenai konsep, paradigma, prinsip, alur coaching, dan supervisi akademik dengan paradigma coaching.
Pemahaman kami diperkuat dengan adanya penugasan di beberapa slide, untuk berpendapat mengenai apa itu "COACHING"


Responding 2: 
Melalui kegiatan tersebut saya mulai paham. Jika sebenarnya proses coaching berawal dari analisa dan eksplorasi teknik yang akan digunakan, kemudian memberikan waktu dan situasi yang leluasa kepada coachee untuk mengenal dan mengetahui tujuan coaching


Responding 3 : 
Sebagai Calon Guru Penggerak, saya dipersiapkan untuk menguasai keterampilan coaching yang akan membantu saya dalam proses kolaborasi baik dengan rekan sejawat atau dengan murid. Di sisi lain, dengan menguasai keterampilan coaching, saya dapat menambah wawasan dalam memahami dan membantu menyelesaikan masalah seorang coachee. Sebagai implementasi di masa depan, diharapkan saya dapat menerapkan konsep dasar coaching ini untuk proses supervisi akademik maupun penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa.


Relating 1 : 
Selama mempelajari modul 2.3, alur penugasan MERDEKA sangat membantu saya dalam memahami materi Coaching ini. Saya menjadi paham, sebagai seorang Coach, saya harus memiliki keterampilan dalam memahami Coachee saya, mulai dengan menjalin kemitraan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang eksploratif dan berbobot untuk menggali permasalahan yang terjadi, serta bagaimana seorang  mendengarkan penuh coacheenya agar mampu menciptakan komunikasi asertif dengan coachee

Relating 2 : Pada saat proses coaching, coach menyimak coachee yang sedang berbicara untuk memahami setiap ucapan yang diucapkan coachee serta ikut memberi pemahaman kepada coachee tentang pentingnya menyelesaikan masalahnya dengan potensi yang dimiliki coachee sendiri.

Dalam modul 2.3 ini, sangat berhubungan dengan materi di modul sebelumnya, mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Ketiganya saling berhubungan dan penting untuk mengasah keterampilan seorang pendidik dalam berkolaborasi



Reasoning 1 : 
Sebagai seorang coach, kita tidak hanya menjadi komunikator yang baik, tetapi harus  mampu menuntun coachee membuat tindakan serta alternatif jalan yang mungkin dipraktekkan coachee dan memberikan dorongan kepada coachee untuk memilih ide dan keputusan. Dorongan coach untuk coachee dalam menyusun rencana penyelesaian dengan waktu tepat, jelas dan spesifik disesuaikan dengan kebutuhan.


Reasoning 2 :
Coach juga harus mampu mendorong coachee untuk memilih orang yang akan dipercayakannya dalam menyelesaikan masalahnya. Coach juga harus memberikan dorongan kepada coachee untuk mempertanggungjawabkan terhadap aksi nyata yang akan diambil dan dijalankan sesuai rencana capaian secara spesifik sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya.

Reasoning 3 :
Hal yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan seorang coach adalah meyakinkan coachee bahwa setiap masalah pasti terselesaikan dengan menciptakan keakraban dan kenyamanan sehingga coachee dapat berbagi kisah yang sedang dihadapi. Pendengar aktif haruslah dibangun oleh coach dengan merasakan apa yang dirasa coachee dan memposisikan situasi saling menghargai dan menghormati


Reasoning 4 :
Seorang coach berperan sebagai partner bagi seseorang agar memiliki kerangka berpikir yang tepat dalam menemukan solusi melalui pertanyaan strategis. Pertanyaan-pertanyaan dilengkapi dengan perangkat coaching tepat mampu mengarahkan seseorang menemukan solusi paling tepat dan komitmen untuk melakukan eksekusi. Seorang coach yang baik percaya setiap orang selalu memilki jawaban atas setiap masalah yang dimiliki, tetapi mereka butuh bantuan untuk menemukan jawabannya


Reconstructing :
Rencana alternatif pertama yang akan saya lakukan agar perencanaan berjalan dengan lancar adalah menggunakan model TIRTA pada proses coaching. Peran kita sebagai coach dapat mendampingi murid maupun rekan dalam mengeksplorasi dirinya dalam menemukan kebutuhan belajar dan strategi dalam memecahkan masalah pada dirinya sendiri.

Melalui proses coaching menggunakan alur TIRTA, coachee akan lebih percaya diri dan dapat menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya.






PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...