3.06.2008

Puisi

Tak ada yang menarik dari perempuan itu Sama sekali Badannya terlalu sintal dan berisi Walau menurut banyak lelaki, Itu sedikit banyak bisa memuaskan fantasi liar mereka Mereka… Lelaki yang tak lebih liar dari seekor kucing jantan Hanya akan menggerak-gerakkan ekornya Dengan bola mata yang berputar-putar Mengendus-endus dari jauh aroma perempuan itu Yang kini tersekap dalam maya pikirannya Fuih! Lelaki itu memang hanya seekor kucing jantan Meraung-raungkan kepengecutannya Dalam buta malam Di sisi lain… Dia hanya seorang perempuan yang tidak terawat Lebih suka menyendiri Dengan mendekap ujung-ujung lututnya Di bawah batang leher Jari jemari kaki gidik-gidik seirama decit rem mendadak Atau dentum mesin tancap gas Tak ada lagi yang bisa mengusiknya Lemparan batu… Celetukan anak-anak yang mengejek Tak ditanggapinya Bahkan, saat baju yang dikenakannya melorot Dengan gantungan payudara, yang walaupun sudah tak setegak bukit kapur Tapi masih kenyal…tetap tak dihiraukan Serupa pahatan granit Aphrodite yang berkerak daki Barangkali… Ada duka yang dalam Ada luka yang menganga Tanpa torehan atau tetesan darah Hanya gonjang-ganjing perempuan itu Sedang menunggu seseorang Entah siapa… Waktu makin senyap dan menjadi dosa Dirinya yang dulu pernah mati Kembali menjenguk noda di atas Dupa tanpa busana Malam itu adalah senggama… Tanpa tawa di ujung senja Mata perempuan itu telah cerita Bola mata itu berucap tanpa lirih… Tanpa cinta Semua berlabuh di atas darah RItmz (Jogjakarta, 6 Mei 2006)

Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...