5.30.2011

pementasan Teater Legenda Cerita Rakyat "Putri Sedoro Putih"

TEATER MATA AIR SMAN 1 LEBONG SELATAN mementaskan "PUTRI SEDORO PUTIH" pada Festival legenda cerita Rakyat dalam rangka HUT kota CURUP Kab. Rejang Lebong tanggal 25 Mei 2011 kemarin. Konsep teater menggunakan konsep teater kontemporer yang berdurasi 8 menit ini disutradari oleh Ritma Candra dan dikoreografikan oleh Rifa Yanti. Cerita ini berasal dari suku Rejang. Dahulu di sebuah desa terpencilhidup tujuh orang bersaudara. Nasib mereka sungguh malang, mereka sudah menjadi yatim piatu semenjak si bungsu lahir. Tujuh saudara itu terdiri dari enam orang laki-laki dan seorang perempuan. Si bungsu itulah yang perempuan. Namanya putri sedoro putih. Tujuh bersaudara itu hidup sebagai petani dengan menggarap sebidang tanah di tepi hutan. Si bungsu sangat disayangi keenam saudaranya itu. Mereka selalu memberikan perlindungan bagi keselamatan si bungsu dari segala macam marabahaya. Segala kebutuhan si bungsu mereka usahakan terpenuhi dengan sekuat tenaga. Pada suatu malam ketika putri sedoro putih tidur, ia bermimpi aneh. Ia didatangi seorang lai-laki tua. “Putri Sedoro Putih”, kau ini sesungguhnya nenek dari keenam saudaramu itu. Ajalmu sudah dekat. Karena itu bersiaplah engkau menghadapinya. Dari pusaran kuburanmu, nanti akan tumbuh sebatang pohon yang belum pernah ada pada masa ini. Pohon itu akan banyak memberi manfaat bagi umat manusia. Keesokan harinya Putri Sedoro Putih masih terbayang mimpinya itu, dengan menangis tersedu-sedu Putri menceritakan pada saudara-saudaranya. Akan tetapi para saudaranya menghibur putri agar tidak terpengaruh oleh mimpi yang hanya sebagai bunga tidur saja. Pada suatu malam, tanpa menderita sakit terlebih dahulu Putri meninggal dunia. Keesokan harinya keenam saudaranya menjadi gempar dan meratapi adik kesayangannya itu. Mereka menguburkannya tidak jauh dari rumah kediaman mereka. Seperti yang diceritakan oleh Putri Sedoro Putih. Ditengah pusaranya tumbuh sebatang pohon asing. Mereka belum pernah melihat pohon seperti itu dan menjadi asal muasal puhon enau sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...