NASKAH
Lorong Pemuda Dua Masa
Oleh : Iteng Rasja
Kemanakah pemudaku kini?
Pemuda adalah titik kejayaan akan sebuah perjuangan. Pada masa yang
terendah dulu, pemuda justru ambisi yang berhasil menakuti musuh yang
menantang, mereka berlari tak tenang dan bahkan penuh keterpurukan serta tak
diam untuk mempersiapkan masa depan sebuah zaman terang. Namun masa kini,
dimanakah pemuda? Apakah perjuangan pemuda dulu sudah tak lantas kau hiraukan?
kau terus perjuangkan? Bukankah kau telah bersumpah pada asas dirimu sendiri?
Wahai pemuda, ingatlah nanti akan masa lalu pada saat ini!
Adegan 1 :
Sebuah titik lebih tinggi tepat ditengah panggung, dengan dua lembar
kain hitam panjang menyilang diatasnya. Empat pemuda gambaran dari masa ke masa
menarikan tarian perjuangan di sisi-sisi lapang mengikuti alunan musik.
Perlahan, muncul seseorang dari balik kain hitam menyilang. Menyibak
dari balik kain itu. Dengan ekspresi kesedihan, melontarkan kalimat-kalimat
rindu!
Kemanakah pemudaku kini?
Ia ada tapi tidak terasa
Dimanakah pemudaku kini?
Ia ada tapi tidak nyata
Adakah kau ingat dengan sumpah
yang kami buat?
Adakah kau tahu makna
didalamnya?
Adakah kau ingat dengan
isinya?
Hai... para pemuda!
Kemanakah bahasa mu?
Dimanakah bahasa yang ingin
kau pelajari?
Apakah kau telah lupa
perjuangan kami untuk mendapatkannya?
Kau lantang membacakannya!
Tapi kau lupa setelah itu
\kau seolah seperti orang
kehilangan arah
Padahal aku telah menuntunmu
Wahai... pemuda!
Ingatlah kelak akan generasi
penerusmu
Mereka akan bertanya
Dimanakah bahasa kakek nenek
moyangku
Yang entah kau mampu jelaskan
atau tidak
Sosok itu lantas pergi perlahan meningglakan titik tinggi disusul empat
penari pejuang yang juga ikut keluar meninggalkan panggung.
Adegan 2:
Lorong 1 (lorong masa lalu)
Pemuda-pemuda dengan wajah lusuh, berjalan tertatih-tatih dengan sambil
membawa bambu runcing dan sehelai bendera merah putih. Disisi lain,
pemuda-pemuda kesakitan mempertahankan desakan-desakan lawan dengan sisa
kekuatan.
Kata-kata lantang keluar dari mulut mereka
“Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Indonesiaku merdeka!”
Perjuangan pemuda ingin meletakan sang bendera pusaka dititik tertinggi
masih harus terseok-seok dengan perjuangan yang tak mudah menghadapi lawan yang
juga tak tinggal diam.
(pemain meninggalkan panggung)
Adegan 3:
Seorang pemuda dengan padanan kostum yang rapih berjalan pasti menuju
level, titik tertinggi. Sambil membawa sebuah naskah, ia berdiri tegap di
atasnya, ia pun membaca naskah tersebut!
Sumpah Pemuda!
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku bertumpah darah satu,
tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa
persatuan
Bahasa Indonesia
Adegan 4 :
Lorong 2 (lorong masa kini)
Pemuda-pemuda dengan tampilan masa kini memasuki panggung dengan
aktifitas mereka masing-masing. Sementara pemuda dilevel utama seakan-akan
kesakitan. Mulutnya ingin berteriak namun seolah ada batas antara dia dan
pemuda disekelilingnya. Pemuda itu, serasa ingin menyampaikan pesan. Mengikuti
iringan musik, wajahnya tak juga tenang. Seakan-akan takut bahwa perjuangan
benar-benar akan berakhir.
namun tiba-tiba suara lantang terdengar!
namun tiba-tiba suara lantang terdengar!
“Perjuangan belum usai wahai
Pemuda!”
Mengiringi teriakan semua pemuda masa kini jatuh tersungkur ketanah.
Sementara pemuda di titik tinggi perlahan meninggalkan panggung
Adegan 5 :
Empat pemuda lorong masa lalu, kembali masuk sambil tertatih-tatih
melewati pemuda-pemuda masa kini yang sudah terkapar di atas panggung. Dengan
tergopoh-gopoh seakan kesakitan mereka seolah-olah berlomba dan berusaha untuk
meraih titik tertinggi. Berusaha untuk menancapkan bendera Merah Putih di titik
itu....
Dengan penuh perjuangan, akhirnya pemuda-pemuda itu berhasil meletakan
sang Bendera di tempat tertinggi. Mereka berseru!
“kami pemuda Indonesia ingin kau terus bersumpah bahwa kita
akan terus merdeka!!”
***** selesai *****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar