11.14.2021

TARI PIRING SUKU REJANG DI UJUNG SENJA

Seni tari memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Mulai era sebelum adanya kerajaan hingga setelah Indonesia merdeka. Sebelum era kerajaan, tari dipercaya sebagai memiliki daya magis dan sakral, seperti tari hujan. Tari kemudian berkembang era Hindu Budha. Pada era itu, tari memiliki standardisasi dan patokan.Tak berhenti di situ, seni tari terus berkembang era penyebaran Islam hingga berdirinya kerajaan Islam di Nusantara. Tari jadi salah satu identitas kerajaan.

Berlanjut pada era penjajahan. Pada masa penjajahan, seni tari diperagakan pada acara-acara penting kerajaan. Saat itu, gerak tari terinspirasi dari perjuangan rakyat, seperti tari piring. Usai Indonesia merdeka, tari terus berkembang sehingga tarian dilakukan dalam berbagai acara, seperti acara adat dan keagamaan. Sejumlah anak muda juga banyak yang mempelajari tari hingga saat ini.

Seperti halnya, tari-tarian di suku Rejang di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Setiap suku menyimpan banyak sekali kekayaan tari-tarian. Akan tetapi, tidak disangkakan, Suku Rejang ini memiliki salah satu kekayaan tari Piring, yang biasa kita hanya mengenal di Sumatera Barat atau tari Piring Minang Kabau. 

Dilansir dari Tari-tarian Tradisional Nusantara karya Indrawati, Tari Piring dipercaya telah ada di Kepulauan Melayu lebih dari 800 tahun yang lalu. Tarian ini telah muncul di Sumatera Barat dan berkembang hingga ke zaman Sriwijaya. Keberhasilan Majapahit dalam menaklukkan Sriwijaya membuat tari ini berkembang hingga ke negeri-negeri Melayu. Orang-orang Sriwijaya yang melarikan diri ke berbagai tempat membuat tarian ini akhirnya menyebar ke sejumlah wilayah lain.




Dari perjalanan sejarah itulah, tari Piring juga tersebar ke wilayah suku-suku lain di Provinsi Bengkulu. Tari piring suku Rejang ini, menurut narasumber Nenek Sofia yang telah berumur hampir 90 tahun usianya. Beliau berkata bahwa ialah yang menjadi generasi trakhir dari Suku Rejang di Desa Limbur Lama Kabupaten Kepahiang. Beliau mengatakan bahwa tarian ini dahulunya ditanggap pada sebuah acara-acara kerajaan. Dan sebelum melakukan tarian tersebut, harusnya penari di arak keliling desa dan melakukan sebuah ritual terlebih dahulu.



Nenek Sofia ini mengaku bahwa hal-hal yang berbau seni tradisional suku Rejang Bengkulu telah mendarah daging ke keluarganya. Beliau pun bisa memainkan musik Gital Tunggal suku Rejang yang disebut Rejung. Saat kami datangi, beliau pun langsung memainkan gitar yang kami bawa dengan memainkan lagu Rejung.








Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...