Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Karena melalui ialah transformasi pengetahuan dari waktu ke waktu dapat berjalan. Di era teknologi yang semakin maju seperti saat ini, pendidikan harus selalu berupaya untuk menyesuaikan. Supaya tetap menjadi suatu hal yang relevan dengan zamannya. Maka tidak mengherankan apabila di Indonesia terjadi perubahan kurikulum dari waktu ke waktu.
Terhitung sudah ada 10 kurikulum yang digunakan sejak negara ini terbentuk. Kurikulum merupakan pedoman bagi jalannya sebuah sistem pendidikan. Ia menjadi acuan dari proses pendidikan yang sedang berlangsung. Maka setiap proses belajar-pembelajaran harus selalu bertumpu pada hal tersebut, supaya tujuan pendidikan secara nasional dapat tercapai dengan maksimal. Kurikikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Ia menggantikan kurikulum yang berlaku sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau sering disebut Kurikulum 2006.
Pada dasarnya belajar itu merupakan salah satu kunci utama bagi manusia untuk mendapatkan suatu ilmu melalui buku, pendidik, maupun lingkungan sekitar. Ketika seseorang itu belajar maka akan mendapatkan pengetahuan, ilmu, kepandaian, dan memiliki tinggkah laku yang baik. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang sering terjadi pada peserta didik bersifat relatif positif sebagai hasil interaksi peserta didik dengan lingkungan sekitar yang dapat mengacu pada proses kognitif peserta didik.
Perubahan yang terjadi pada peserta didik terjadi karena memiliki usaha, niat, dan semangat seseorang untuk belajar. Pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien membutuhkan suatu media yang menuntut seorang pendidik untuk berkreasi dalam menyusun media yang sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi, salah satunya ialah media komik. Komik merupakan cerita bergambar yang umumnya mudah dicerna dan lucu.
Komik juga mempunyai kelebihan yaitu penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Secara empirik siswa lebih cenderung menyukai buku yang bergambar, berwarna dan divisualisasikan dalam bentuk realitis maupun kartun.
Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar akan dievaluasi mengenai pemahaman peserta didik tentang materi teks cerita fantasi. Langkah terakhir dalam tahap development (pengembangan) setelah media selesai dikembangkan maka media akan diuji validasi oleh ahli media, ahli materi dan ahli pengajaran.
"Ibu, Hani mengulang terus tulisannya. Tapi dengan begini, Hani bisa mendapat pengalaman menulis cerpen yang benar bu", ucap Hani, salah satu siswa kelas 7B SMP Negeri 1 Kepahiang.
Benar, meskipun ribet dengan pendampingan langsung dalam menulis cerpen ini, satu persatu siswa berkonsultasi dalam hal penulisan dan segi kalimat langsung dan tak langsung. akan tetapi, hal tersebut menjadikan siswa memiliki pengalaman dalam menulis cerpen. tak perlu baik dan bagus, yang terpenting adalah menulis dengan benar dulu.
Hasilnya, Wow.. Amazing sekali.. Mereka berhasil menulis cerpen dengan benar. Hasilnya, mayoritas kelas 7B sudah menulils dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar