Ilmu itu ada untuk kemudian disempurnakan oleh amalan karena kita belajar bukan hanya sekadar untuk menjadi tahu, tetapi untuk mengamalkan hasil belajar itu di dalam kehidupan. Hal itulah yang saya coba lakukan. Saya berbagi praktik baik saya terkait implementasi komunitas belajar PMM pada penggerak Literasi di Provinsi Bengkulu. Dimulai dari pemaparan terkait persamaan persepsi untuk menggerakkan komunitas literasi untuk mendaftarkan komunitasnya di komunitas belajar PMM
10.22.2023
10.21.2023
Berbagi Praktik Baik Sahabat Teknologi Bengkulu 2023 Pelima Ceria Kujang di MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTS Kabupaten Kepahiang
Upaya Meningkatkan Kompetensi Diri Dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Menyenangkan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa. Karena dengan pendidikan, kualitas sumber daya manusia sebagai penggerak roda pembangunan bangsa dapat ditingkatkan. Untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat diperlukan sebuah proses yang melibatkan banyak pihak, terutama pendidikan di sekolah. Pendidikan sangat erat sekali kaitannya dengan pembentukan karakter. Karena karakter merupakan fondasi utama dalam membangun sebuah bangsa yang besar.
Lingkungan sekolah merupakan institusi pendidikan penting peranannya dalam mewujudkan tujuan pembangunan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional) Bab II Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Demi mencapai tujuan tersebut, Kemendikbud telah membuat kurikulum pendidikan yang berbasis Pancasila. Ada enam profil yang menjadi fokus pembinaan pendidikan karakter ini. Keenam profil tersebut disebut sebagai profil Pelajar Pancasila, yaitu (1) berakhlak mulia, (2) bernalar kritis, (3) kreativitas, (4) kebhinekaan global, (5) kemandirian, (6) gotong royong. Para pelajar Pancasila harus tahu cara berkolaborasi dan bekerjasama. Gotongroyong adalah suatu kolaborasi yang menjadi salah satu ciri kecerdasan di masa depan, yaitu sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi era industri 4.0.
Di kegiatan berbagi ini, saya membagikan praktik baik saya tentang PELIMA CERIA KUJANG, yang saya implementasikan bersama PMM Bukti Karya. Latar belakang praktik baik saya ini, Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Berbagi Praktik Baik Bersama Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023
Hari Sabtu, 21 Oktober 2023, kami yang merupakan Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023 dari kabupaten Kepahiang berkolaborasi mengadakan webinar berbagi Praktik Baik yang telah kami lakukan di sekolah masing-masing.
Acara dibuka oleh Duta Teknologi Provinsi Bengkulu tahun 2018, Bapak Reevi Haryanto, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa kami sebagai sahabat teknologi provinsi Bengkulu ini merupakan finalis 30 Besar Provinsi Bengkulu sebagai Duta Teknologi 2023. Di sesi kedua, ada bapak Hendri Afrizal sebagai ketua SLCC PGRI kabupaten Kepahiang menyampaikan agar praktik baik kami dibagikan ke bapak ibu guru seluruh kabupaten Kepahiang.
Saya sebagai salah satu pemateri pertama yang akan berbagi setelah sambutan bapak ketua SLCC PGRI kabupaten Kepahiang. Saya menyampaikan mengenai praktik baik saya terkait Pelima Ceria Kujang.
Situasi awal yang saya temukan pada praktik baik ini adalah, Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.
10.18.2023
Berkolaborasi Bersama Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023 dalam Webinar Berbagi Praktik Baik
Halo sahabat teknologi, jumpa lagi bersama saya, Ritmha Candra Ariesha. Kali ini saya akan mencoba berbagi kisah dan praktik baik saya, dalam meningkatkan karakter profil pelajar Pancasila melalui inovasi yang saya lakukan. Pada kesempatan saya berkolborasi dengan rekan-rekan sahabat teknologi provinsi Bengkulu 2023, saya bersama ibu Mardiah Hayati, Ibu Sri Badriah, dan ibu Suci Handayani.
Malam tadi kami membuka room untuk webinar dalam berbagi praktik baik yang telah kami lakukan. Webinar ini kami beri tajuk GEAMO (BEBAGEA BESAMO), yang dalam bahasa Rejang BEBAGEA yang artinya berbagi dan BESAMO artinya bersama. Acara webinar malam tadi dibuka oleh sambutan Duta Teknologi Provinsi Bengkulu tahun 2017, ibu Sesi Arlinda.
Selanjutnya di acara inti, saya selaku host, moderator dan pemateri menyampaikan materi yang pertama. Materi praktik baik yang saya sampaikan berjudul PELIMA CERIA KUJANG. Pelima Ceria Kujang ini singkatan dari Peningkatan Karakter Murid melalui P5 dengan mendokumentasikan Cerita Rakyat Suku Rejang Kabupaten Kepahiang dengan menggunakan Media sate Wayang.
Situasi awal yang saya temukan pada praktik baik ini adalah, Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Selanjutnya pada bagian Tantangan, Dengan ditemukan permasalahan dan tujuan dari pembelajaran, maka Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan praktik baik ini adalah tidak semua siswa mengetahui cerita-cerita rakyat suku Rejang yang beredar di masyarakat kabupaten Kepahiang serta pemahaman orang tua tentang sekolah penggerak belum menyeluruh. Karena dengan meningkatkan pemahaman murid pada cerita rakyat di masyarakat sekitar, karakter peserta didik yang sesuai karakteristik Pelajar Pancasila dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif baik di kelas, di luar kelas, di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Menguatnya karakter peserta didik ( Pelajar Pancasila ) yang dibentuk melalui video pendokumentasian cerita rakyat Suku Rejang Kepahiang dengan menggunakan alat peraga sate wayang yang memiliki lingkungan kondusif dengan penguatan nilai-nilai tradisi,budaya,dan sejarah bangsa.
Untuk menghadapi tantangan pembelajaran di atas, perlu adanya langkah yang tepat dari guru. Langkah-langkah tersebut adalah kesatu, pemilihan model pembelajaran inovatif .Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran inovatif adalah dengan memahami karakteristik muatan pelajaran dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Hal pertama yang saya lakukan pada pertemuan kedua setelah memberikan materi mengidentifikasi Cerita Rakyat adalah saya membagi murid secara berkelompok dan siswa langsung melakukan diskusi secara berkelompok untuk menentukan target narasumber yang akan diwawancarai di masyarakat suku Rejang Kepahiang di sekitar sekolah. Kegiatan Pendahuluan pembelajaran materi Menulis dan menceritakan kembali Cerita Rakyat mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP dilakukan tahapan dengan memberikan arahan dan tujuan pembelajaran bahwasanya murid akan membuat produk dokumentasi cerita rakyat suku Rejang yang telah mereka observasi dan wawancarai.
Setelah melakukan praktik baik ini, bermunculan beberapa karakter yang terkandung dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yakni : Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, murid mampu memahami ajaran agama dan menerapkan dalam kehidupan sehari-sehari selama proses pembelajaran. Gotong royong dalam melakukan wawancara secara berkelompok serta membuat alat peraga sate wayang juga dalam membuat video cerita. Berkebhinekaan Global, murid secara tidak langsung mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya serta tetap berpikiran dalam integrasi budaya yang bukan budaya mereka. Bernalar Kritis, murid yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi yang telah didapatkan setelah melakukan wawancara untuk menjadikan sebuah produk dokumentasi cerita rakyat suku Rejang. Kreatif, murid yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu produk yang kreatif, orisinil dan bermakna serta bermanfaat. Mandiri, Murid juga bertanggungjawab atas proses pembelajaran dan hasil belajarnya.
Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pelaksanaan praktik baik pada link video berikut ini :
10.09.2023
Pelestarian Cerita Rakyat Melalui Workshop Penulisan Cerita Rakyat BETIANG (Besamo Temulis Cerito Kepahiang)
Komunitas Ruang Rupa MEtamorfosa Kepahiang bekerjasama dengan Badan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek beserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang mengadakan Workshop Penulisan Cerita Rakyat Rejang Kabupaten Kepahiang yang bertajuk BETIANG.
Berangkat dari keprihatinan, semakin hilangnya cerita rakyat, khususnya di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, maka Komunitas Ruang Rupa MEtamorfosa Kepahiang bekerjasama dengan Badan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek beserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang mengadakan Workshop Penulisan Cerita Rakyat Rejang Kabupaten Kepahiang yang bertajuk BETIANG.. Kegiatan Rabu, 20 September 2023 bertempat di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang, yang diikuti oleh 105 peserta dari tingkat pelajar SMP, SMA dan guru dari berbagai jenjang di kabupaten Kepahiang. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Rizal. Laporan kegiatan disampaikan oleh Irawan selaku ketua panitia dengan menyampaikan latarbelakang, tujuan dan harapan yang mendasar pelaksanaan kegiatan ini.
Acara berikutnya sambutan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Ibu Dwi Laily, kemudian dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang diwakili oleh kepala bidang Kebudayaan p=bapak Nugrogo Setyantoro. Harapan beliau dengan bahwa kegiatan ini akan berdampak besar bagi masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini akan ada hasil karya, yang mampu mendukung kegiatan belajar mengajar dan yang tidak kalah pentingnya kegiatan ini menjadi salah satu sarana pelestarian budaya lokal. Maka beliau berpesan kepada seluruh peserta untuk tidak menyerah dan patah semangat, serta berani memulai untuk menulis. Diakhir materi beliau membuka kegiatan Workshop Penulisan Cerita Rakyat secara resmi, dan disambut dengan tepuk tangan.
Acara inti, kepala Badan Musyawarah Adat (BMA) Kepahiang bapak Abdul Joni. Beliau menyampaikan materi tentang cerita-cerita yang beredear di kabupaten Kepahiang yang ternyata masih banyak sekali yang sampai sekarang masih menjadi warisan nenek moyang. Diharapkan akan muncul karya cerita rakyat yang ada di Kabupaten Kepahiang, yang digali dari budaya lokal Kepahiang, baik yang berupa cerita legenda, budaya, mitos dan adat istiadat di lingkungan sekitar masyarakat. Sehingga dengan adanya buku ini, bisa menjadi sarana untuk melestarikan budaya lokal,serta sebagai salah satu sumber belajar pada materi cerita rakyat. Beliau mengakhiri materi dengan memberikan motivasi kepada peserta agar semua peserta bisa menghasilkan karya berupa cerita rakyat.
Materi cerita rakyat merupakan materi kedua yang disampaikan oleh Yugo Rahmadhani, seorang kepala sekolah yng juga sebagai penulis kabupaten Kepahiang. Beliau menyampaikan ciri-ciri cerita rakyat, unsur-unsur yang mempengaruhi terbentuknya cerita rakyat baik dari unsur-unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik, disampaikan juga tahapan menulis cerita rakyat. Hal penting dalam penyusunan cerita adalah kemauan yang kuat dari peserta untuk memulai menulis.
Kegiatan diakhir dengan penyampaian beberapa informasi termasuk mengenai tugas peserta untuk menulis cerita rakyat yang berada di unit kerja kecamatan masing-masing peserta.
Langganan:
Postingan (Atom)
PELIMA CERIA KUJANG
Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...
-
Tujuan Pembelajaran Khusus CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pem...
-
HALAMAN 1 Pertanyaan Pemantik : 1. Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada ...
-
Memasuki modul 3.1, seperti pada modul-modul sebelumnya, CGP melalui Mulai dari Diri. Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan...