10.02.2025

Curriculum Vitae


Kolaborasi bersama komunitas MOB Nusantara dalam penggarapan pagelaran musik kontemporer Beringit suku Rejang Kepahiang


Menggali Roh Musik Rejang: Kolaborasi Historis MOB Nusantara dan Komunitas Lokal di Kepahiang

Musik tradisional sering kali berjuang menemukan tempatnya di tengah gempuran tren modern. Namun, di Kepahiang, Bengkulu, sebuah kolaborasi epik baru saja terjadi, membuktikan bahwa warisan leluhur dapat bersinar terang di panggung kontemporer.

Komunitas lokal di Kepahiang, bersama dengan MOB Nusantara (Masyarakat Objek Budaya Nusantara), baru-baru ini meluncurkan sebuah pagelaran musik yang ambisius: merevitalisasi dan menghidupkan kembali "Beringit", sebuah genre musik lisan Suku Rejang, dalam format kontemporer.

Apa Itu Beringit?

Bagi masyarakat Rejang, Beringit bukan sekadar nyanyian, melainkan narasi lisan yang diiringi musik yang sarat akan sejarah, nasihat, dan filsafat hidup. Beringit seringkali berfungsi sebagai media komunikasi tradisi, disampaikan dalam acara-acara adat, perkawinan, atau saat bersantai di pondok (kebun).

Sayangnya, seperti banyak tradisi lisan lainnya, musik Beringit menghadapi ancaman serius. Minimnya dokumentasi, berkurangnya penutur asli, dan pergeseran minat generasi muda membuat genre ini terancam punah. Di sinilah peran kolaborasi strategis ini menjadi sangat vital.

Kolaborasi: Dari Arsip ke Panggung Kontemporer

Penggarapan pagelaran ini adalah sebuah proses "napak tilas" yang menyeluruh, melibatkan tiga tahap utama:

1. Riset dan Pengarsipan

Fase awal melibatkan riset etnografi intensif. Tim dari MOB Nusantara dan komunitas lokal bekerja sama mewawancarai para tetua adat (Tuo Adat) dan penutur asli Beringit yang tersisa. Kami tidak hanya merekam melodi dan lirik, tetapi juga menggali makna filosofis di balik setiap suku kata dan instrumen yang digunakan.

"Kami menemukan bahwa Beringit memiliki struktur ritme yang unik dan modulasi vokal yang rumit. Ini adalah harta karun musik yang tak ternilai," ujar salah satu koordinator riset dari tim lokal.

2. Workshop dan Translasi Kontemporer

Setelah data terkumpul, proses dilanjutkan dengan workshop intensif. Komposer dari MOB Nusantara, yang dikenal ahli dalam mengolah musik tradisi menjadi sajian modern, mulai mentranslasikan struktur Beringit ke dalam aransemen musik kontemporer.

Tantangannya adalah menemukan keseimbangan: mempertahankan roh otentik Rejang sambil memasukkan elemen baru seperti harmonisasi, instrumentasi modern (seperti synthesizer atau perkusi non-tradisional), tanpa menghilangkan intonasi vokal asli yang khas.

3. Pagelaran: Menghubungkan Dua Zaman

Puncaknya adalah pagelaran musik kontemporer tersebut. Di panggung, musisi lokal Rejang, termasuk penutur Beringit generasi ketiga, tampil bersama musisi profesional dari MOB Nusantara.

Pagelaran ini bukan hanya pertunjukan, melainkan sebuah dialog artistik yang memperlihatkan bagaimana tempo dan nuansa Beringit dapat beresonansi kuat di telinga pendengar abad ke-21. Ini membuktikan bahwa musik adat tidak harus kaku atau kuno; ia bisa hidup, berkembang, dan menawan secara universal.

Dampak Jangka Panjang: Penguatan Identitas

Kolaborasi ini menghasilkan dampak yang jauh melampaui tepuk tangan di akhir pertunjukan:

  1. Arsip Digital: Seluruh hasil riset, notasi musik kontemporer, dan rekaman audio-visual pertunjukan kini menjadi aset arsip budaya digital yang dapat digunakan untuk penelitian dan pembelajaran.

  2. Regenerasi: Proyek ini memicu minat baru di kalangan pemuda Kepahiang untuk mempelajari Beringit. Mereka tidak lagi melihatnya sebagai warisan tua, tetapi sebagai materi kreatif yang dapat mereka olah dan banggakan.

  3. Literasi Budaya: Pagelaran ini meningkatkan kesadaran publik Bengkulu (dan Indonesia) terhadap kekayaan musik Suku Rejang, menempatkan Beringit sebagai objek Pemajuan Kebudayaan yang layak mendapat perhatian nasional.

Kolaborasi antara komunitas lokal Kepahiang dan MOB Nusantara ini adalah contoh cemerlang bagaimana warisan budaya tak benda dapat diselamatkan dan diperkuat melalui sinergi antara semangat lokal dan keahlian profesional. Beringit telah kembali bernyanyi, siap menyambut masa depan yang lebih cerah di panggung dunia.


9.24.2025

KEGIATAN 4 : MEMAKNAI



Setelah memirsa tayangan video cerita rakyat Batu Belarik tadi, kalian cermati gambar Desa Batu Belarik zaman dahulu sebagai berikut!

Kedua cermati lagi kondisi Batu Belarik Saat ini sebagai berikut!



Setelah mencermati kedua gambar, kalian jawab pertanyaan berikut dengan mendiskusikannya bersama kelompok kalian!
  1. Setelah melihat gambar tersebut, apa yang terlintas di benak kalian tentang jenis cerita seperti ini?
  2. Bagaimana cara cerita rakyat diturunkan dari generasi ke generasi?
Setelah berdiskusi dengan kelompok, setiap kelompok mengemukakan pendapat masing-masing secara bergantian.



9.19.2025

PEMAHAMAN CERITA RAKYAT KEPAHIANG



SCAN QR CODE BERIKUT UNTUK MELIHAT VIDEO CERITA RAKYAT BATU BELARIK :

Catat hal-hal penting selama pemutaran, seperti nama tokoh, latar tempat, konflik, dan pesan moral. Kemudian jawab pertanyaan berikut ini dan tulis pada selembar kertas.Jangan lupa beri nama kalian.

  1. Apakah ada nilai atau tradisi masyarakat Kepahiang yang tergambar dalam cerita ini?
  2. Apakah permasalahan yang dihadapi tokoh dalam cerita masih relevan dengan kehidupan kita sekarang? Bagaimana cara masyarakat dulu menyelesaikannya?
  3. Identifikasi nilai-nilai lokal yang terkandung dalam cerita, seperti keterbukaan, kejujuran, atau semangat pantang menyerah!


9.05.2025

Game Kuis Materi Cerita Rakyat Berbasis Digital





Halo semua! 👋

Apakah kamu siap menguji pengetahuanmu tentang kekayaan cerita rakyat Indonesia? Ayo, ikuti kuis seru kami yang berbasis digital! Kami tahu, belajar bisa jadi membosankan, tapi tidak dengan kuis ini. Kami ingin membuktikan bahwa belajar cerita rakyat bisa jadi kegiatan yang menyenangkan dan interaktif.

Kuis ini tidak hanya sekadar pertanyaan dan jawaban. Setiap pertanyaan dilengkapi dengan ilustrasi menarik yang akan membantumu memahami cerita dengan lebih baik. Setiap jawaban yang kamu berikan juga akan langsung mendapatkan umpan balik, sehingga kamu bisa tahu seberapa jauh pemahamanmu.

Fitur Unggulan Kuis Kami:

  • Ilustrasi Menarik: Setiap pertanyaan dilengkapi dengan visualisasi yang indah.

  • Umpan Balik Instan: Langsung tahu jawabanmu benar atau salah.

  • Akses Fleksibel: Kuis bisa diakses dari mana saja dan kapan saja, baik melalui komputer, tablet, maupun ponsel.

  • Cocok untuk Semua Usia: Baik kamu pelajar, guru, atau bahkan orang tua yang ingin mengenalkan cerita rakyat pada anak, kuis ini cocok untuk semua.

Tunggu apa lagi? Klik di sini untuk memulai petualangan seru ini! Mari lestarikan budaya Indonesia dengan cara yang modern dan menyenangkan.

Bagikan hasil terbaikmu di kolom komentar dan tantang teman-temanmu untuk mengalahkan skormu! Sampai jumpa di kuis! 😊

9.03.2025

Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Cerita Rakyat Berbasis Culturally Responsive Teaching untuk Guru Bahasa Indonesia SMP Di Kabupaten Kepahiang




Kami berkolaborasi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang sebagai mitra utama. MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang merupakan wadah resmi bagi guru-guru Bahasa Indonesia SMP di seluruh wilayah Kepahiang untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan kompetensi profesional. Keanggotaannya meliputi perwakilan guru dari berbagai sekolah SMP di Kepahiang, mencakup guru-guru dengan pengalaman mengajar yang bervariasi, mulai dari guru muda hingga guru senior. MGMP ini secara rutin mengadakan pertemuan untuk membahas isu-isu terkait kurikulum, metode pengajaran, dan peningkatan kualitas pendidikan Bahasa Indonesia. Melalui kemitraan dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang, kami optimis dapat menjangkau sebagian besar guru Bahasa Indonesia SMP di wilayah ini, memastikan bahwa pelatihan yang diberikan relevan dengan kebutuhan lapangan, dan memfasilitasi keberlanjutan dampak program.

Pemanfaatan potensi cerita rakyat sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah, khususnya di Kabupaten Kepahiang, belum sepenuhnya optimal. Observasi awal dan diskusi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang menunjukkan beberapa tantangan. Guru-guru dihadapkan pada keterbatasan waktu, minimnya sumber daya bahan ajar yang inovatif, serta kurangnya pemahaman mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan cerita rakyat secara efektif ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran. Lebih lanjut, konsep Culturally Responsive Teaching (CRT), sebuah pendekatan pedagogis yang menekankan pentingnya mengakomodasi latar belakang budaya siswa dalam pembelajaran, masih tergolong baru dan belum banyak diterapkan secara sistematis dalam pengembangan bahan ajar. Padahal, penerapan CRT sangat relevan untuk konteks Kabupaten Kepahiang yang kaya akan warisan budaya lokal, memastikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik siswa dengan menghargai identitas budaya mereka.

Menyikapi kondisi tersebut, MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak akan peningkatan kapasitas profesional guru-guru anggotanya dalam mengembangkan bahan ajar cerita rakyat yang inovatif, relevan, dan terintegrasi dengan prinsip-prinsip CRT. Kebutuhan ini muncul dari keinginan kuat MGMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, sekaligus melestarikan dan memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada siswa melalui media yang akrab dengan mereka. Oleh karena itu, melalui program pengabdian masyarakat ini, kami mengusung "PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR CERITA RAKYAT BERBASIS CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING UNTUK GURU BAHASA INDONESIA SMP DI KABUPATEN KEPAHIANG" sebagai upaya kolaboratif untuk menjawab kebutuhan mitra dan berkontribusi nyata pada kemajuan pendidikan di wilayah ini.

Pelatihan ini diharapkan dapat membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk menciptakan bahan ajar yang tidak hanya memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga memberdayakan siswa dengan menghargai keberagaman latar belakang budaya mereka.

Pengabdian dilaksanakan berupa pelatihan kepada guru yang merupakan anggota MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Kepahiang berupa keterampilan pembuatan bahan ajar pembelajaran bahasa dan budaya Masyarakat kabupaten Kepahiang yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan berbasis Culturally Responsive Teaching. Melalui kegiatan ini, nantinya dapat membentuk tenaga guru yang multi skill di dalam bahasa dan budaya kearifan lokal kabupaten Kepahiang. Selain itu, dengan adanya keterampilan tersebut, masyarakat sasaran memiliki kesempatan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan efektif; dapat mengembangkan bahan ajar pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mendorong motivasi, perkembangan kognisi, perkembangan interpersonal dan perkembangan aspek sosial yang dimiliki.

Berhasil tidaknya kegiatan pengabdian ini dilakukan, dapat dilihat dari antusias peserta. Antusiasme dari peserta dapat dilihat dari evaluasi kegiatan terhadap peserta. Evaluasi dilakukan dengan mengamati kinerja para peserta. Pada saat berlangsungnya kegiatan, semua peserta mampu mengulangi atau mengikuti dari materi yang disampaikan. Selain itu, berhasil atau tidaknya kegiatan ini dilakukan yaitu adanya indikator. Indikator pencapaian yang ditetapkan adalah, bahwa pengabdian dinyatakan berhasil apabila masing-masing peserta sudah memiliki minimal satu model pembelajaran yang memuat materi pembelajaran dan mampu memanfaatkan materi untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengembangan bahan ajar pembelajaran yang berhasil dibuat oleh peserta, misalnya dapat membuat variasi tema pertanyaan yang digunakan di dalam materi teks cerita rakyat; dengan basis culturally responsive teaching bisa belajar angka dalam bahasa Indonesia, bisa belajar nama-nama benda yang ada di bahan ajar Media Pembelajaran Interaktif baik yang berhubungan dengan bahasa maupun budaya Masyarakat kabupaten Kepahiang.

Berikut adalah dokumentasi atau foto-foto dari pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut.



Gambar diatas merupakan proses pemberian materi tentang bahan ajar berbasis culturally responsive teaching, jenis – jenis ajar memirsa, dan materi teks cerita rakyat yang menggunakan pendekatan CRT. Para peserta antusias mengikuti pemaparan materi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri oleh peserta.


Kegiatan ini membangun jaringan dan kolaborasi antar guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang. Mereka saling berbagi ide, sumber daya, dan tantangan dalam mengimplementasikan bahan ajar berbasis CRT, menciptakan komunitas praktisi yang saling mendukung.

Kegiatan ini mencakup materi terkait pembelajaran berbasis culturally responsive teaching, agar guru dapat menyusun RPP dan bahan ajar yang mengintegrasikan cerita rakyat lokal dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Pada pelatihan ini peserta pun mempresentasikan hasil karya mereka dengan baik dan menjelaskan relevansi bahan ajar tersebut terhadap konteks budaya siswa.

 


Kegiatan ini pesert pun menggunakan media digital untuk membuat bahan ajar yang menarik. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini berhasil memberdayakan guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif, relevan, dan bermakna bagi siswa mereka.

 

a.  Hasil Langsung (Tangible Output)

Kegiatan ini memberikan hasil secara langsung dan tidak langsung, yaitu ;

1.  Media Pembelajaran Interaktif (MPI) dan Bahan Ajar Digital: Peserta, yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Kepahiang, membuat media pembelajaran interaktif yang dibuat dengan aplikasi Canva yang berisi pembelajaran berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT), panduan praktis, dan contoh-contoh pembuatan bahan ajar cerita rakyat. Selain itu, mereka juga mendapatkan akses ke repository digital berisi bahan ajar cerita rakyat dalam format e-book, video pembelajaran, dan lembar kerja siswa yang telah dikembangkan selama pelatihan.

2.  Bahan Ajar Inovatif: Setiap peserta berhasil menyusun minimal satu bahan ajar cerita rakyat yang terintegrasi dengan prinsip CRT. Bahan ajar ini mencakup:

o  Cerita Rakyat Lokal: Peserta menggunakan cerita rakyat yang relevan dengan budaya dan sejarah Kepahiang, seperti legenda Bukit Kaba atau cerita-cerita lokal lainnya, sebagai inti materi.

o  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): RPP yang disusun berfokus pada pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi latar belakang budaya siswa.

o  Media Pembelajaran: Peserta membuat media pembelajaran yang kreatif, seperti komik digital, storyboard, atau video pendek yang mengadaptasi cerita rakyat lokal.

o  Penilaian Otentik: Peserta merancang instrumen penilaian yang relevan dengan konteks budaya siswa, misalnya melalui tugas proyek yang melibatkan keluarga atau komunitas.

 

b.  Hasil Tidak Langsung (Intangible Output)

1.  Peningkatan Kompetensi Guru: Guru-guru yang menjadi peserta mengalami peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam:

o    Konsep Culturally Responsive Teaching: Mereka kini memahami pentingnya menghubungkan materi pelajaran dengan identitas budaya siswa untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka di kelas.

o    Pemanfaatan Teknologi: Guru menjadi lebih mahir dalam menggunakan aplikasi dan perangkat lunak untuk membuat bahan ajar digital yang menarik dan interaktif.

o    Pengembangan Bahan Ajar: Keterampilan guru dalam merancang bahan ajar yang inovatif, kreatif, dan relevan dengan konteks lokal meningkat secara signifikan.

2.   Penguatan Komunitas Guru: Kegiatan ini membangun jaringan dan kolaborasi antar guru Bahasa Indonesia di Kabupaten Kepahiang. Mereka saling berbagi ide, sumber daya, dan tantangan dalam mengimplementasikan bahan ajar berbasis CRT, menciptakan komunitas praktisi yang saling mendukung.

3.     Dampak pada Pembelajaran Siswa: Meskipun dampaknya tidak langsung terukur dalam waktu singkat, bahan ajar yang dikembangkan oleh guru berpotensi besar untuk:

o    Meningkatkan Minat Belajar: Siswa akan merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran karena cerita yang diajarkan relevan dengan latar belakang budaya mereka.

o    Membangun Jati Diri Lokal: Pembelajaran cerita rakyat lokal membantu siswa menghargai dan memahami warisan budaya mereka sendiri.

o    Meningkatkan Hasil Belajar: Siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep Bahasa Indonesia karena materi disajikan dalam konteks yang familier dan bermakna.


4.20.2025

8 Cerita Rakyat Kabupaten Kepahiang




Untuk memainkan video dari kecamatan yang kalian dapat..

KLIK LINK BERIKUT




KEGIATAN PEMAHAMAN


KEGIATAN PEMAHAMAN

Membangun Konteks

Jawab Pertanyaan Berikut!

1. Apakah kalian tahu cerita-cerita dari daerah Kepahiang? 
2. Apa saja nama-nama desa atau tempat yang punya cerita khusus?"

Tulis jawaban pada mentimeter dengan menscan QR Code Berikut :




PENGANTAR MATERI CERITA RAKYAT


Perhatikan Gambar berikut!

  • Pernahkah kalian mendengar cerita rakyat dengan gambar tersebut?
  • Darimanakah asal kabupaten Cerita rakyat tersebut?
  • "Menurut kalian, mengapa cerita rakyat masih diceritakan dari generasi ke generasi?"
  • "Apa perbedaan utama antara cerita rakyat dan jenis cerita lainnya yang kalian ketahui?"

  • 11.21.2023

    PELIMA CERIA KUJANG


    Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.


    Video sate wayang dengan menggunakan bahan/barang bekas yang ada dilingkungan sekitar. Selain untuk mengajarkan tentang kebudayaan Indonesia khususnya suku Rejang yang didokumentasikan menggunakan video juga dapat digunakan sebagai media yang edukatif dan efektif dalam pembelajaran dengan kemasan yang berbeda dan menarik minat belajar siswa.


    Dengan ditemukan permasalahan dan tujuan dari pembelajaran, maka Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan praktik baik ini adalah tidak semua siswa mengetahui cerita-cerita rakyat suku Rejang yang beredar di masyarakat kabupaten Kepahiang serta pemahaman orang tua tentang sekolah penggerak belum menyeluruh. Karena dengan meningkatkan pemahaman murid pada cerita rakyat di masyarakat sekitar, karakter peserta didik yang sesuai karakteristik Pelajar Pancasila dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif baik di kelas, di luar kelas, di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Menguatnya karakter peserta didik ( Pelajar Pancasila ) yang dibentuk melalui video pendokumentasian cerita rakyat Suku Rejang Kepahiang dengan menggunakan alat peraga sate wayang yang memiliki lingkungan kondusif dengan penguatan nilai-nilai tradisi,budaya,dan sejarah bangsa.



    Untuk menghadapi tantangan pembelajaran di atas, perlu adanya langkah yang tepat dari guru. Langkah-langkah tersebut adalah kesatu, pemilihan model pembelajaran inovatif .Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran inovatif  adalah dengan memahami karakteristik muatan pelajaran dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Hal pertama yang saya lakukan pada pertemuan kedua setelah memberikan materi mengidentifikasi Cerita Rakyat adalah saya membagi murid secara berkelompok dan siswa langsung melakukan diskusi secara berkelompok untuk menentukan target narasumber yang akan diwawancarai di masyarakat suku Rejang Kepahiang di sekitar sekolah. Kegiatan Pendahuluan pembelajaran materi Menulis dan menceritakan kembali Cerita Rakyat mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP dilakukan tahapan dengan memberikan arahan dan tujuan pembelajaran bahwasanya murid akan membuat produk dokumentasi cerita rakyat suku Rejang yang telah mereka observasi dan wawancarai.










    10.22.2023

    Berbagi Praktik Baik Implementasi Komunitas Belajar PMM di Penggerak Literasi Bengkulu



    Ilmu itu  ada untuk kemudian disempurnakan oleh amalan karena kita belajar bukan hanya sekadar untuk menjadi tahu, tetapi untuk mengamalkan hasil belajar itu di dalam kehidupan. Hal itulah yang saya coba lakukan. Saya berbagi praktik baik saya terkait implementasi komunitas belajar PMM pada penggerak Literasi di Provinsi Bengkulu. Dimulai dari pemaparan terkait persamaan persepsi untuk menggerakkan komunitas literasi untuk mendaftarkan komunitasnya di komunitas belajar PMM





    10.21.2023

    Berbagi Praktik Baik Sahabat Teknologi Bengkulu 2023 Pelima Ceria Kujang di MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTS Kabupaten Kepahiang



    Upaya Meningkatkan Kompetensi Diri Dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Menyenangkan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

    Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa. Karena dengan pendidikan, kualitas sumber daya manusia sebagai penggerak roda pembangunan bangsa dapat ditingkatkan. Untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat diperlukan sebuah proses yang melibatkan banyak pihak, terutama pendidikan di sekolah. Pendidikan sangat erat sekali kaitannya dengan pembentukan karakter. Karena karakter merupakan fondasi utama dalam membangun sebuah bangsa yang besar.



    Lingkungan sekolah merupakan institusi pendidikan penting peranannya dalam mewujudkan tujuan pembangunan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional) Bab II Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

    Demi mencapai tujuan tersebut, Kemendikbud telah membuat kurikulum pendidikan yang berbasis Pancasila. Ada enam profil yang menjadi fokus pembinaan pendidikan karakter ini. Keenam profil tersebut disebut sebagai profil Pelajar Pancasila, yaitu (1) berakhlak mulia, (2) bernalar kritis, (3) kreativitas, (4) kebhinekaan global, (5) kemandirian, (6) gotong royong. Para pelajar Pancasila harus tahu cara berkolaborasi dan bekerjasama. Gotongroyong adalah suatu kolaborasi yang menjadi salah satu ciri kecerdasan di masa depan, yaitu sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi era industri 4.0.




    Saya akan mencoba berbagi kisah dan praktik baik saya, dalam meningkatkan motivasi belajar murid daerah terpencil melalui beberapa inovasi yang saya lakukan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP/MTS di kabupaten Kepahiang. Meningkatkan motivasi belajar murid mungkin bagi sebagian rekan-rekan guru adalah hal yang wajar dan biasa-biasa saja dimana era sekarang ini begitu banyak aplikasi-aplikasi online yang menawarkan beberapa solusi dalam meningkatkan motivasi belajar anak seperti penggunaan quis dan game pembelajaran online.



    Di kegiatan berbagi ini, saya membagikan praktik baik saya tentang PELIMA CERIA KUJANG, yang saya implementasikan bersama PMM Bukti Karya. Latar belakang praktik baik saya ini, Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.




    Berbagi Praktik Baik Bersama Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023


        Hari Sabtu, 21 Oktober 2023, kami yang merupakan Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023 dari kabupaten Kepahiang berkolaborasi mengadakan webinar berbagi Praktik Baik yang telah kami lakukan di sekolah masing-masing.
        Acara dibuka oleh Duta Teknologi Provinsi Bengkulu tahun 2018, Bapak Reevi Haryanto, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa kami sebagai sahabat teknologi provinsi Bengkulu ini merupakan finalis 30 Besar Provinsi Bengkulu sebagai Duta Teknologi 2023. Di sesi kedua, ada bapak Hendri Afrizal sebagai ketua SLCC PGRI kabupaten Kepahiang menyampaikan agar praktik baik kami dibagikan ke bapak ibu guru seluruh kabupaten Kepahiang.
        Saya sebagai salah satu pemateri pertama yang akan berbagi setelah sambutan bapak ketua SLCC PGRI kabupaten Kepahiang. Saya menyampaikan mengenai praktik baik saya terkait Pelima Ceria  Kujang. 


        Situasi awal yang saya temukan pada praktik baik ini adalah, Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.








    10.18.2023

    Berkolaborasi Bersama Sahabat Teknologi Provinsi Bengkulu 2023 dalam Webinar Berbagi Praktik Baik


        Halo sahabat teknologi, jumpa lagi bersama saya, Ritmha Candra Ariesha. Kali ini saya akan mencoba berbagi kisah dan praktik baik saya, dalam meningkatkan karakter profil pelajar Pancasila  melalui  inovasi yang saya lakukan. Pada kesempatan saya berkolborasi dengan rekan-rekan sahabat teknologi provinsi Bengkulu 2023, saya bersama ibu Mardiah Hayati, Ibu Sri Badriah, dan ibu Suci Handayani. 
        Malam tadi kami membuka room untuk webinar dalam berbagi praktik baik yang telah kami lakukan. Webinar ini kami beri tajuk GEAMO (BEBAGEA BESAMO), yang dalam bahasa Rejang BEBAGEA yang artinya berbagi dan BESAMO artinya bersama. Acara webinar malam tadi dibuka oleh sambutan Duta Teknologi Provinsi Bengkulu tahun 2017, ibu Sesi Arlinda. 


            Selanjutnya di acara inti, saya selaku host, moderator dan pemateri menyampaikan materi yang pertama. Materi praktik baik yang saya sampaikan berjudul PELIMA CERIA KUJANG. Pelima Ceria Kujang ini singkatan dari Peningkatan Karakter Murid melalui P5 dengan mendokumentasikan Cerita Rakyat Suku Rejang Kabupaten Kepahiang dengan menggunakan Media sate Wayang.


            Situasi awal yang saya temukan pada praktik baik ini adalah, 
    Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. Kurang minat dan rendahnya keaktifan peserta didik pada materi menulis karangan, terlebih lagi menulis cerita rakyat lokal suku Rejang. Pada modal aset Lingkungan, Agama dan Budaya serta Sosial SMP Negeri 1 Kepahiang perlu ditingkatkan. SMP Negeri 1 Kepahiang berada di wilayah yang cukup kental dengan budaya lokal dan kaya akan cerita rakyat (Folklor), sehingga untuk mempersiapkan bekal kepada murid-murid kita untuk sedikit banyak mengetahui dan mendalami budaya lokal yang ada. Salah satunya adalah cerita rakyat dari suku Rejang Kepahiang provinsi Bengkulu. Cerita Praktik Baik PELIMA CERIA KUJANG memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar anak bisa kembali menguasai pembelajaran bercerita serta menguasai teknologi dalam pembuatan video juga menjadi siswa berkarakter Pancasila. Untuk itu, saya merasa tertantang untuk segera menyelesaikan masalah ini.


                Selanjutnya pada bagian Tantangan, Dengan ditemukan permasalahan dan tujuan dari pembelajaran, maka Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan praktik baik ini adalah tidak semua siswa mengetahui cerita-cerita rakyat suku Rejang yang beredar di masyarakat kabupaten Kepahiang serta pemahaman orang tua tentang sekolah penggerak belum menyeluruh. Karena dengan meningkatkan pemahaman murid pada cerita rakyat di masyarakat sekitar, karakter peserta didik yang sesuai karakteristik Pelajar Pancasila dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif baik di kelas, di luar kelas, di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Menguatnya karakter peserta didik ( Pelajar Pancasila ) yang dibentuk melalui video pendokumentasian cerita rakyat Suku Rejang Kepahiang dengan menggunakan alat peraga sate wayang yang memiliki lingkungan kondusif dengan penguatan nilai-nilai tradisi,budaya,dan sejarah bangsa.



        Untuk menghadapi tantangan pembelajaran di atas, perlu adanya langkah yang tepat dari guru. Langkah-langkah tersebut adalah kesatu, pemilihan model pembelajaran inovatif .Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran inovatif  adalah dengan memahami karakteristik muatan pelajaran dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Hal pertama yang saya lakukan pada pertemuan kedua setelah memberikan materi mengidentifikasi Cerita Rakyat adalah saya membagi murid secara berkelompok dan siswa langsung melakukan diskusi secara berkelompok untuk menentukan target narasumber yang akan diwawancarai di masyarakat suku Rejang Kepahiang di sekitar sekolah. Kegiatan Pendahuluan pembelajaran materi Menulis dan menceritakan kembali Cerita Rakyat mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP dilakukan tahapan dengan memberikan arahan dan tujuan pembelajaran bahwasanya murid akan membuat produk dokumentasi cerita rakyat suku Rejang yang telah mereka observasi dan wawancarai.


               Setelah melakukan praktik baik ini, bermunculan beberapa karakter yang terkandung dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yakni : Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia,  murid mampu memahami ajaran agama dan menerapkan dalam kehidupan sehari-sehari selama proses pembelajaran. Gotong royong dalam melakukan wawancara secara berkelompok serta membuat alat peraga sate wayang juga dalam membuat video cerita. Berkebhinekaan Global, murid secara tidak langsung mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya serta tetap berpikiran dalam integrasi budaya yang bukan budaya mereka. Bernalar Kritis, murid yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi yang telah didapatkan setelah melakukan wawancara untuk menjadikan sebuah produk dokumentasi cerita rakyat suku Rejang.  Kreatif, murid yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu produk yang kreatif, orisinil dan bermakna serta bermanfaat.  Mandiri, Murid juga bertanggungjawab atas proses pembelajaran dan hasil belajarnya.

                Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pelaksanaan praktik baik pada link video berikut ini 





            








        

    Curriculum Vitae