9.23.2022

RUANG KOLABORASI KONSEP MODUL 1.1

IMPLEMENTASI "TEPUNG SETAWAR" SEBAGAI KEKUATAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA YANG SESUAI DENGAN KONTEKS SOSIAL KULTURAL 
MASYARAKAT KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU





Kaitan “Tepung Setawar” antara konteks lokal dan Pemikiran KHD

        Pendekatan pembelajaran bagi peserta didik melalui pengenalan Tradisi Hukum adat Tepung Setawar yang direpresentasikan oleh suku Rejang yang notabene adalah Suku Minoritas Kabupaten Kepahiang

        Berhubungan dengan Pengajaran kecakapan hidup bagi peserta didik dan masyarakat Kepahiang sesuai KHD, maka kecakapan hidup yang berhubungan dengan muna sebagai salah satu upaya untuk melestarikan tepung setawar

 

Alasan Kontekstual kenapa Mengangkat Ide Tepung Setawar

        Menumbuhkan karakter kepedulian, tanggungjawab dan kekeluargaan

        Implementasi Pembelajaran dan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah proses pembelajaran yang dilakukan bukan saja semata-mata agar anak bisa bersekolah, ujian hasilnya baik dan lain-lain tetapi juga suatu proses pembelajaran dan pekerjaan yang menjadikan anak bangsa menjemput peradaban itu yaitu perpaduan antara value substantif yang terkandung dalam nilai pendidikan dan kebudayaan

 

KEKUATAN :

        Dapat Menyelesaikan permasalahan kedua belah pihak yang bertikai

        Menumbuhkan karakter kepedulian, tanggungjawab dan kekeluargaan

 

Tantangan dan Solusi Penerapan di Kelas dan Sekolah :

Mayoritas sekolah belum ada yang menggunakan penyelesaian masalah pertikaian fisik dan non fisik dengan hukum adat tradisi setempat.

Sehingga, tantangan dalam penerapan tradisi Tepung Setawar ini harus bisa melibatkan beberapa Lembaga kebudayaan, komite sekolah, pihak BK dan sebagainya yang terkait dengan tradisi tersebut.

 

Contoh Konkret dalam Pembelajaran :

Tidak hanya pembelajaran yang menyangkut fisik saja seperti PJOK, akan tetapi pembelajaran mata pelajaran lain tidak menutup kemungkinan diperlukan adanya tradisi Tepung setawar.

Contohnya pada pelajaran Bahasa Indonesia, saat diskusi terjadi penyinggungan secara kata-kata (kekerasan non verbal), sehingga diperlukan tepung setawar sebagai solusinya






















 







Tidak ada komentar:

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...