Apa pristiwa positif dan negatif yang pernah saya alami, siapa saja yang terlibat, dan apa yang saya rasakan.
Peristiwa positif
Ketika saya berusia 14 tahun saat itu saya duduk dibangku kelas 2 SMP, saat itu saya mengenal salah satu guru seni budaya di sekolah, saat itu tepatnya di SMP Negeri 2 Mojokerto. Guru Seni Budaya yang saya idolakan tersebut bernama Ibu Rahayu dan beliau menjadi inspirasi saya belajar dalam hal seni Musik. Saat itu saya sudah belajar memainkan alat musik gitar. Bu Rahayu mendorong dan memotivasi saya membentuk sebuah grup band perempuan yang menjadi band favorit di kota kecil saya lahir. Sebuah momen saya berinteraksi sosial dengan teman-teman saya di sekolah juga dengan guru tersebut menjadi momen yang sangat berkesan bagi saya. Sampai sekarang, anak-anak saya pun saya dukung penuh dengan bidang yang mereka sukai. Salah satunya anak kedua saya yang juga mengalami peristiwa positif pada bidang seni musik dan terlebih lagi alat musik gitar.
Peristiwa negatif
Ketika saya duduk dibangku kelas 2 SMU, saya mengalami pristiwa negatif dengan teman saya yang menjadi sahabat saya. Saat itu, saya dan teman saya yang biasanya duduk sebangku dengan berinteraksi apa adanya. Saat pelajaran matematika, saya kurang paham dan bertanya kepada teman sebangku yang merupakan sahabat saya. Kesalahan saya, saya bertanya saat guru menjelaskan. Disitulah saya dan teman saya dipanggil dan dimarahi dan dihukum dengan berdiri dekat papan tulis dengan posisi memegang telinga dan berdiri dengan 1 kaki. Hal tersebut membuat saya teringat sampai saat ini. Karena peristiwa itu membuat saya malu dan membuat saya menyesal sekaligus.
2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
Nilai-nilai yang ada dalam diri saya:
Inovatif dan kreatif, saya dengan selalu membuat inovasi pada pembelajaran pada siswa siswi saya untuk selalu mengembangkan potensinya dibidang seni, budaya dan literasi sastra. Bagi saya, guru dikatakan dapat menggerakkan siswa apabila bisa mengantarkan anak didik meraih prestasi. Oleh karenanya, saya membimbing anak didik saya pada ajang kompetisi siswa baik dalam bidang bahasa Inggris maupun bidang kepenulisan. Dalam pembimbingan, pasti kadang berhasil meraih juara kadang juga tidak. Itu sudah hal yang biasa bagi saya. Saya selalu mengatakan kepada anak didik saya “seorang pemenang bukan berarti tidak pernah kalah dan terjatuh namun dia segera bangkit dan berkarya lagi.”
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam mengerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
Setelah mengetahui nilai-nilai dari Guru Penggerak yang saya rasakan ternyata saya sudah memiliki sebagian dari nilai-nilai yang terdapat pada Guru Penggerak tesebut yaitu nilai mandiri dan reflektif. Saya selalu memotivasi diri sendiri untuk melakukan segala keperluan tanpa bergantung pada orang lain, dan berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang saya temukan untuk bisa diselesai sendiri. Termasuk dalam melaksanakan pembelajaran pada siswa. Saya berusaha membuat pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa sehingga siswa memperoleh kompetensi yang diharapkan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, terkadang saya merefleksi pembelajaran tersebut baik kelebihan dan kekurangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar