Tampilkan postingan dengan label jurnal refleksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jurnal refleksi. Tampilkan semua postingan

11.29.2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 2.2


Berikut ini beberapa kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak (20-26 November 2022) - 
Merdeka (Dimulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, aksi nyata - Kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak pada modul 2.1 telah selesai. Pada minggu ini, CGP mulai dengan materi baru pada modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional. Sistem pembelajaran masih sama menggunakan LMS dengan alur belajar merdeka.


Model Refleksi - Pada refleksi kali ini, saya menggunakan model refleksi "What" yang diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001) - WHAT - (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

Apa yang terjadi?
Apa yang saya dengar, lihat dan saya alami?
apa reaksi saya pada saat itu?

SO WHAT-(Analisis dari peristiwa yang terjadi)
BAgaimana perasaan saya?
Apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran atau apapun yang diyakini sebelumnya?

NOW WHAT-(Tindak Lanjut dari peristiwa yang terjadi)
Dukungan apa yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti refleksi saya?
Bagaimana yang saya kerjakan dahulu?
Hal baru apa yang ingin saya bagikan?

What (Deskripsi dari Peristiwa yang terjadi) - 

Pada tanggal 20 November 2022, proses Pendidikan Calon Guru Penggerak sudah memasuki modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional. 
Alur pembelajaran yang kami lakukan menggunakan LMS baik secara sinkronus maupun asinkronus. Kami mempelajari modul yang membahas mengenai konsep dasar pembelajaran sosial dan emosional yang dapat diterapkan guru pada anak didiknya, dengan tujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri) merasakan  dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) dan membuat keputusan yang bertanggungjawab. Awal mempelajari modul ini, saya merasa aneh, mengapa sebagai seorang guru yang bertugas  mendampingi proses belajar akademik siswa, harus belajar mengenai ilmu psikologi yang berkaitan dengan kompetensi sosial emosional.

Kemudian secara perlahan saya mengikuti alur pembelajaran yang dimulai dengan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep. Saya mulai memahami pentingnya memiliki kompetensi Sosial Emosional bagi guru maupun murid. Kemudian ke aur berikutnya bertemu dengan Ruang Kolaborasi. Kami berdiskusi dengan fasilitator hebat dan teman-teman CGP mengenai proses implementasi KSE di sekolah. Kegiatan pendidikan CGP dilanjutkan pada alur Demonstrasi Kontekstual dimana kami ditugaskan untuk merancang perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan minimal 2 KSE. 

Selanjutnya, Elaborasi pemahaman. Pada tahap ini, konsep dasar pemahaman kami adalah mengaitkan materi PSE dengan materi yang ada pada modul sebelumnya.

PSE yang telah kami rancang pada alur Demonstrasi Kontekstual kemudian kami lakukan pada proses Aksi Nyata untuk dapat mewujudkan sikap well Being pada peserta didik.

SO WHAT 
(Analisis dari Peristiwa yang terjadi)

Bagaimana Perasaan Saya - 
Setelah melewati alur belajar MERDEKA mengenai PSE, saya merasa bahagia dan bersyukur. Bahagia karena dapat belajar ilmu baru, dan bersyukur karena ilmu yang saya dapatkan bermanfaat bagi diri saya sendiri dan orang lain di sekitar saya, baik murid maupun rekan guru di sekolah.

Apa Pemikiran& Pendapat yang berubah dari Saya
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa sosial dan emosional merupakan kebiasaan, karakter, maupun perilaku seseorang yang dapat muncul secara reflek dalam menanggapi sebuah permasalahan yang dihadapinya. Saya juga berfikir pembelajaran sosial emosional tidak dapat diajarkan oleh semua guru karena hal tersebut berkaitan dengan disiplin ilmu lain, yaitu psikologi kepribadian. Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan oleh semua melalui pembelajaran eksplisit, pembelajaran yang terintegrasi dalam praktik mengajar, dan kurikulum akademik, serta penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah.

Now What
(Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi) - 

Dukungan apa yang dibutuhkan untuk menindak lanjuti refleksi saya?
Sebagai bentuk implementasi KSE di sekolah, saya memerlukan kerjasama dan kolaborasi dari warga sekolah. KSE dapat terwujud apabila iklim dan budaya sekolah secara konsisten dan kontinue melaksanakannya. 
Dukungan dan peran dari orang tua juga sangat penting, mengingat KSE dapat tumbuh melalui kolaborasi dari semua pihak terkait

bagaimana yang saya kerjakan dahulu?
Saya akan memulainya dari diri saya. Dengan menjadi pribadi yang well Being, saya akan terus berusaha menciptakan iklim dan budaya sekolah yang baik pula. PSE akan saya laksanakan secara konsisten, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi warga sekolah yang lain untuk terus dapat belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang memiliki KSE positif

hal baru apa yang saya ingin dibagikan?
Bagi murid, saya akan mulai menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional mereka dengan mulai merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat menciptakan kesadaran penuh.
Bagi rekan sejawat, saya akan membagikan beberapa hal untuk menguatkan KSE









11.22.2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1





CONNECTION

Pada modul 2.1 ini, saya mempelajari bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi, dimana materi ini sangat erat kaitannya dengan peran saya sebagai calon guru penggerak.

Melalui modul ini, saya dikenalkan tentang bagaimana menganalisis dan memetakan kebutuhan belajar murid. Saya juga diperkenalkan tentang strategi - strategi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan keunikannya masing-masing.

Hal ini sangat membantu saya sebagai seorang CGP,

dimana salah satu peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran yang senantiasa mengarahkan ekosistem pembelajaran yang berpusat padda murid


















11.03.2022

RUANG KOLABORASI MODUL 2.1 Skenario Situasi 3 SMP







1.Apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh Pak Dudidam tersebut?

Pak Dudidam berusaha memenuhi Kebutuhan Belajar Murid :

1. Kesiapan Belajar

Dari skenario pembelajaran tersebut Pak Dudidam berusaha memenuhi kebutuhan kesiapan belajar murid dengan cara :

 

    Skenario nomor 1 :

        Di awal pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu seperti:

- Apa yang membedakan antara iklan dengan bentuk tulisan lain?

- Iklan apa yang benar-benar menarik untuk kalian?

- Apakah dibutuhkan biaya untuk membuat sebuah iklan?

- Jenis pekerjaan apa yang tersedia dalam periklanan?

 

2. Minat Belajar

Skenario nomor 2 :

Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil

Setelah itu, Pak Dudidam meminta murid melakukan kegiatan Tulis---Berbagi dengan pasangan--Berbagi dengan pasangan lain.

- Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang menarik bagi mereka.

- Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu teman lain (secara berpasangan). Saat berbagi,  mereka boleh menambahkan pendapat.

- Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain.

- Setelah itu Pak Dudidam melakukan diskusi  dengan seluruh Kelas. Ia akan menggunakan daftar iklan yang ditulis oleh masing-masing kelompok sebagai

contoh, kemudian membahasnya dengan menekankan pada:

●  Target audiens sasaran

●  pesan utama

●  mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain.

- Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan. 

 

Skenario nomor 4 :

Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar. Ia

lalu memfasilitasi diskusi yang diperlukan untuk memperjelas dan/atau

memperluas pemahaman konsep seperti: target  audiens, kejelasan pesan, dan

penggunaan fitur kebahasaan dan desain seperti pemilihan judul, teks , gambar,

dan format. 

 

3. Profil Belajar Murid

Skenario nomor 2 :

Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil

Setelah itu, Pak Dudidam meminta murid melakukan kegiatan Tulis---Berbagi

dengan pasangan--Berbagi dengan pasangan lain.

- Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang menarik bagi mereka.

- Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu teman lain (secara berpasangan). Saat berbagi,  mereka boleh menambahkan pendapat.

- Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain.

- Setelah itu Pak Dudidam melakukan diskusi  dengan seluruh Kelas. Ia akan menggunakan daftar iklan yang ditulis oleh masing-masing kelompok sebagai

contoh, kemudian membahasnya dengan menekankan pada:

●  Target audiens sasaran

●  pesan utama

●  mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain.

- Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan

 

Skenario nomor 6 :

Pak Dudidam menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid-muridnya. Perbedaan skenarionya

adalah:

- Skenario 1 bersifat lebih konkret dan terstruktur dengan petunjuk langkah demi langkah dan mencakup semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;

- Skenario 2 kurang terstruktur dan lebih terbuka dibandingkan Skenario 1;

- dan Skenario 3 bersifat konseptual dan terbuka dan membutuhkan riset.

 

 2. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?

- Berdiferensiasi Proses

Skenario nomor 1 :

Di awal pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu

           

Skenario nomor 3 :

Pak Dudidam menetapkan kelompok dan menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid-muridnya.

 

Skenario nomor 4 :

Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar. lalu memfasilitasi diskusi yang diperlukan untuk memperjelas dan/ataumemperluas pemahaman konsep

 

- Berdiferensiasi Produk

Skenario nomor 2 :

Secara individu, murid diminta menulis 3-5 iklan yang menarik bagi mereka

Skenario nomor 3 :

Setiap kelompok akan diberi selembar kertas, dan bekerja di meja mereka dan membuat T-Chart untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan

 

- Berdiferensiasi Konten

Skenario nomor 2 :

IKLAN/ POSTER

Pak Dudidam lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan. 

Skenario nomor 5 :

AUDIO VISUAL (BENTUK PROMOSI IKLAN)

Pak Dudidam lalu memberikan tugas Individu. Ia membedakan penugasannya sesuai dengan kemampuan murid.


3.Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?

Pak Dudidam melaksanakan penilaian Formatif dengan menilai produk yang dihasilkan murid sesuai dengan skenario tugas murid yang sesuai kemampuan murid membuat iklan dan menilai proses dengan mengobservasi murid selama proses diskusi dan membuat produk tersebut sebagai penilaian Sumatif



assessment for Learning,

yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Berfungsi sebagai asesmen diagnostik yang dilakukan di awal siklus proses pembelajaran berdiferensiasi;

assessment as Learning,

yang dilakukan pada proses belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan asesmen tersebut. Asesmen ini juga dapat berfungsi sebagai asesmen formatif yang dilakukan melalui tahapan diferensiasi konten dan proses.

assessment of Learning,

pada tahap akhir pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan belajar dan perkembangan kompetensi peserta didik.


Asesmen Formatif yang digunakan :

-        Produk individu (Iklan yang ditulis)

-        Produk kelompok (T-Chart)

-        Daftar Periksa  (Checklist) kemajuan belajar

-        Menjawab pertanyaan

-        Mengerjakan kuis

-        Observasi

-        Membuat catatan

 Asesmen Sumatif : Produk Iklan















10.30.2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 4P


PERISTIWA :

Pembelajaran Modul 1.4 dengan pembelajaran di LMS secara mandiri dimulai dengan kegiatan Mulai dari Diri/ Eksplorasi Konsep dengan menjawab beberapa pertanyaan yang ada di dalam LMS. Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi secara daring di LMS di ruang kolaborasi, dengan membahas kasus-kasus yang telah disediakan dan memberikan jawaban pertanyaan pemantik tentang penyelesaian kasus tersebut.

PERASAAN :

Setelah mempelajari modul 1.4, saya merasa senang sekali karena mendapat ilmu baru dan saya merasa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan di kelas dengan posisi kontrol sebagai manajer. Saya senang bisa mempelajari teori kontrol, tiga motivasi perilaku manusia, hukuman, penghargaan, posisi kontrol, kebutuhan dasar manusia, bertahan hidup, kasih sayang dan diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan, keyajinan kelas dan segitiga restitusi. Semua ilmu tersebut sangat berharga bagi saya. Dari modul ini saya belajar tentang menyelesaikan/ menghadapi sebuah kasus.

PEMBELAJARAN :

Pembelajaran yang saya dapat dari modul 1.4 adalah :

  • setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Mereka akan memenuhi kebutuhan dasar tersebut dengan berbagai cara, mereka bisa saja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebajikan untuk memenuhinya.
  • Saya mendapat ilmu baru yaitu keyakinan kelas. Sebelumnya yang saya tahu adalah peraturan kelas. Keyakinan kelas berupa keyakinan universal yang disepakati bersama. Keyakinan bersifat lebih luas dari peraturan.
  • Menyelesaikan masalah menggunakan segitiga restitusi
  • dengan melakukansegitiga restitusi, kita dapat mengiring siswa untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya

PENERAPAN :

Sebagai tindak lanjut setelah memahami modul 1.4 saya akan :

  • membiasakan diri saya melakukan kebiasaan positif yang nantinya saya tularkan kepada anak didik saya
  • Dalam menghadapi kasus/masalah saya akan berfikir lebih jernih dan akan berusaha tidak mengedepankan emosi
  • setiap orang itu berbeda dan mempunyai tujuan hidup yang berbeda. Untuk itu, saya akan menghargai orang lain
  • Berusaha menggunakan posisi kontrol manajer untuk menyelesaikan masalah
  • mempraktikkan segitiga restitusi untuk menyelesaikan masalah untuk menggiring anak mempertanggungjawabkan masalahnya
  • melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait BUdaya Positif, Keyakinan kelas, dan Segitiga Restitusi




10.19.2022

DEMONSTRASI KONSTEKSTUAL MODUL 1.4 "BUDAYA POSITIF PRAKTIK SEGITIGA RESTITUSI"

BUDAYA POSITIF 
PRAKTIK SEGITIGA RESTITUSI
KASUS PERUDUNDUNGAN
DI KELAS VIIB SMP NEGERI 1 KEPAHIANG




Dalam kesepakatan belajar di awal pembelajaran kelas 7B telah sepakat dan meyakini salah satunya bahwa saat pembelajaran berlangsung, "SISWA SALING MENGHARGAI KEBUTUHAN BELAJAR DAN SALING MENGHORMATI"




Sehingga, adanya perundungan pada sesama teman saat pembelajaran merupakan kegiatan indisipliner karena dianggap mengganggu siswa lain di saat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan penyelesaian masalah menggunakan segitiga Restitusi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan penyelesaian masalah segituga Restitusi.

KASUS :







































10.09.2022

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

Model 2: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL) Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Untuk membuat refleksi model ini, tulislah penjabaran dari pertanyaan panduan berikut: - Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana); - Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya; - Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. 



Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah: 

1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini.
2) Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok. 
3) Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut. 
4) Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas. 
5) Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut. 
6) Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


1. Fact

Informasi yang diperoleh dari modul 1.3 adalah modul ini membahas tentang Visi Guru Penggerak Setiap Guru harus memiliki sebuah visi yang harus dicapai untuk melakukan suatu perubahan. Visi dapat diwujudkan melalui pendekatan inquiri Apresiatif (IA) tahapan BAGJA. IA adalah pendekatan manajemen perubahan kolaboratif berbasis kekuatan. sedangkan BAGJA adalah singkatan dari Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur Eksekusi.


2. Feelings

Modul 1.3 mengajarkan kita tentang banyak hal, selain ilmu yang bermanfaat kepada kita untuk saling berbagi ilmu. Juga berbagi motivasi sesama rekan Calon Guru Penggerak. Saya pun merasa sangat bangga dan bahagia akan hal itu.


3. Creativity

Saya akan mengajak rekan-rekan guru yang ada di sekolah untuk berkolaborasi untu melakukan perubahan, dengan tidakberfokus pada permasalaham namun mengidentifikasi kekuatan apa yang telah dimiliki. Saya akan melakukan sosialisasi mengenalkan pendekatan IA dengan tahapan BAGJA. Selain itu, saya akan mengadakan pengimbasan tentang cara membuat media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi berbasis android.

4. Benefits

Hal positif yang saya dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah saya dapat mengetahui bahwa untuk melakukan perubahan yang positif tidak harus bermula dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada. Namun, kita fokuskan pada kekuatan apa yang telah kita miliki sehingga pemikiran kita diarahkan ke arah yang positif.

5. Cautions

Adapun tantangan yang saya alami adalah mengajak rekan guru untuk berkolaborasi, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda sehingga ketika mengajak rekan guru untuk melakukan suatu perubahan di sekolah, saya harus memahami betul karakter masing-masing guru. Begitupun dengan murid. Untuk melakukan perubahan pembelajaran di kelas maka saya harus memahami karakter murid yang saya hadapi sehingga saya dapat mengetahui pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan.


6. Process

Di modul ini memberikan pembelajaran pentingnya sebuah visi untuk melakukan sebuah perubahan. Pemetaan kekuatan dan strategi untuk mewujudkan visi yaitu murid yang memiliki nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila melalui Merdeka Belajar


10.05.2022

Koneksi antar Materi modul 1.3

Koneksi antar materi modul 1.3.a.9 ini berisi tentang kaitan materi dari pemahaman visi guru penggerak dengan materi sebelumnya yaitu Filososfi pemikiran Ki Hadjar Dewantara ( KHD ), nilai dan peran guru penggerak , serta manajemen perubahan inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA untuk mewujudkan visi.

CGP juga diharapkan dapat menggali peta kekuatan baik dari factor internal maupun eksternal untuk mewujudkan visinya.


Keterkaitan Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak dengan Visi Guru Penggerak
Apabila guru penggerak telah memahami Filosofi Ki Hajar Dewantara maka akan memiliki Nilai dan Peran guru penggerak sehingga dapat membuat Visi Guru Penggerak dengan rancangan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA







BAGJA merupakan akronim (singkatan) dari 5 langkah utama yang digunakan dalam sebuah proses Inkuiri Apresiatif. Inkuiri apresiatif merupakan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif.

Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:

  1. Buat pertanyaan utama
  2. Ambil Pelajaran
  3. Gali Mimpi bersama
  4. Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan
  5. Atur Eksekusi

Langkah BAGJA 1 : Buat pertanyaan utama

Pertanyaan Utama ini digunakan sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan. Berikut ini contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memulai proses lainnya.

  • Bagaimana meningkatkan pencapaian peserta didik disemua kelas?
  • Bagiamana membiasakan penumbuhan karakter baik di lingkungan sekolah?
  • Bagaimana meningkatkan keterlibatan murid dengan cara dan ragam yang berbeda?

Langkah BAGJA 2 :Ambil pelajaran

Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.


Langkah BAGJA 3 : Gali mimpi bersama

Langkah selanjutnya dalah gali mimpi bersama. Pada tahapan ini komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi, misal:

  • Seperti apa orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir, dan merasa?
  • Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?
  • Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?
  • Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?

Langkah 4 : Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan.

Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.  Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret, seperti:

  • Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan kapan?
  • Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
  • Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan?
  • Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?
  • Apa langkah besar (inovatif, terobosan, berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan?

Langkah 5 : Atur Eksekusi

tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan seperti:

  • Siapa yang akan terlibat mewujudkan rencana-rencana?
  • Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?
  • Siapa yang akan bertanggungjawab, siapa yang akan menindaklanjuti/memberikan umpan balik suatu laporan?
  • Siapa yang akan memonitor batas waktu?


Langka Kongkrit BAGJA

Langkah-langkah kongkrit yang bisa kita lakukan dalam menerapkan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif adalah:

  • Menyusun rencana perubahan
  • Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif
  • Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah
  • Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat
  • Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders
  • Pendekatan psikologi positif.

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...