10.31.2022

DIAGRAM FRIYER PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


DEFINISI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid

CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK
  • Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  • Guru menanggapi kebutuhan belajar murid
  • menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar
  • Managemen kelas yang efektif
  • guru menggunakan penilaian formatif untuk menentukan pemetaan kemampuan murid
CONTOH (EXAMPLE)
  • Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan belajar murid
  • Menentukan strategi pembelajaran terkait kebutuhan belajar murid
  • Menyusun pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar Murid
BUKAN CONTOH (NON EXAMPLE)
  • Menekankan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan belajar murid
  • Memberikan tingkat kesulitan soal yang sama untuk semua murid

2.1.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 2.1


Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP dapat menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk;
  • CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi






Pertanyaan Pemantik :
  1. Bagaimana saya mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya?
Untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan. Pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi. Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka sebagai pendidik kita semua juga tentu harus membuka mata terhadap adanya keberagaman murid-murid di kelas kita. Saat berbicara tentang keberagaman murid, mengelola pembelajaran itu merupakan seni dan keterampilan yang memerlukan perencanaan dan harus dapat mengatasi masalah belajar serta harus mampu menciptakan suasana kelas menjadi menyenangkan. 

 

Bagaimana murid saya harus belajar, difasilitasi pembelajarannya dan berinteraksi satu sama lain? 
saya akan meminta murid untuk memilih materi yang akan saya sampaikan sesuai dengan gaya belajar yang paling diminati oleh anak murid saya belajar sesuai dengan gaya belajar yang paling mereka senangi untuk memahami materi yang ingin guru sampaikan , murid bebas bereksplorasi dengan teman satu kelas

 

Bagaimana mereka menunjukkan pemahaman atau hasil pembelajaran mereka? Apa yang akan mereka hasilkan sebagai produk? 
Guru menyiapkan tagihan menggunakan diferensiasi produk, mereka akan mendemonstrasikan hasil karyanya yang sesuai dengan diferensiasi konten yang sesuai dengan materi pokok yang akan diberikan guru

4. Apa peran penilaian formatif dan sumatif dalam pembelajaran berdiferensiasi ?
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang telah diberikan serta untuk memberikan dukungan kepada guru dan siswa tentang kemampuan dalam rangka mendukung pembelajaran selanjutnya.



Pertanyaan untuk diskusi daring
1. Informasi atau fakta apa yang di sampaikan dalam video dan artikel tersebut!
Fakta Video 1
Tiga strategi diferensiasi yang bisa kita lakukan berdasarkan tiga kebutuhan belajar (kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid)
1. Diferensiasi konten
    Konten adalah apa yang kita ajarkan pada murid-murid kita berdasarkan kesiapan, minat
    dan profil  belajar murid.
2. Diferensiasi proses
    Proses seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, setelah
    kita menganalisis kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.


    Cara untuk menetukan diferensiasi proses
    1. Melaksanakan kegiatan berjenjang
    2. Menyediakan pertanyaan pemandu (sudut-sudut minat di dalam kelas)
    3. Membuat agenda individual untuk murid (daftar pekerjaan umum dan individual).
    4. Menvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk membereskan tugas.
   5. Mengembangkan kegiatan bervariasi yang memuat kegiatan profil belajar (visual, auditori,          kinestetik)
    6. Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan dan minat.

3. Diferensiasi produk
    Tagihan apa yang kita harapkan dari murid, produk adalah unjuk kerja murid, yang ada wujudnya. 
    Produk penting karena merupakan elemen kurikulum yang paling langsung yang dimiliki oleh              murid. 
    
Diferensiasi produk meliputi:
1. Memberikan tantangan atau variasi
2. Memberikan murid bagaimana pembelajaran yang mereka inginkan

Ekspetasi pada murid
1. Kualitas pekerjaan
2. Konten yang harus ada dsalam produk
3. Bagaimana harus dikerjakan

Fakta pada Video kedua
Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi
1. Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan disambut dengan baik
2. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai
3. Murid akan merasa aman secara psikis dan fisik.
4. Ada harapan dari pertumbuhan
5. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan.
6. Ada keadilan dalam bentuk nyata
7. Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Fakta artikel Peran Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif
  1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar
  2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
  3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Berfungsi sebagai penilaian sumatif



Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif
1. Tiket keluar
2. Tiket masuk
3. Berbagi 30 detik
4. Nama dalam toples
5. 3 - 2 - 1
6. Refleksi
7. Pojok pemahaman
8. Strategi 5 jari. 

2. Gagasan baru apa yang anda dapatkan dari video dan artikel yang anda lihat?
Jawab : Gagasan saya adalah menerapkan di kelas dan di transformasikan ke rekan- rekan guru satu sekolah. 
  1. Tahap pertama saya akan mengadakan analisis diagnostik terhadap tiga kebutuhan belajar yaitu kesiapan belajar, minat murid dan [pprofil belajar murid.
  2. Tahap kedua saya akan merencanakan strategi diferensiasi yang terdiri dari diferensiasi konten (pembelajaran) untuk konten sudah saya lakukan dari tahun kemaren yaitu membuat video pembelajaran sehingga profil belajar visual, auditori dapat terpenuhi, kemudian diferensiasi proses yaitu merancang kegiatan pe,mbelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa. Untuk diferensiasi produk, saya meminta murid untuk membuat video sebagai laporan praktikum atau tugas praktek lainnya, supaya mereka belajar IT, berinovasi dan sesuai dengan kodrat jaman.
  3. Tahap yang ketiga saya akan mengajak murid- murid untuk dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang berdiferensiasi 
  4. Tahap yang keempat saya akan merencanakan penilaian formatif yang menarik sehingga semua murid dapat bahagia dan termotivasi dalam belajar.
3. Apakah yang menurut anda akan sulit diinplementasikan? Mengapa?
Jawab : setelah saya mempelajari strategi diferensiasi, lingkungan pembelajaran berdiferensiasi dan penilaian pembelajaran berdiferensiasi,secara teori sudah sangat jelas, yang sulit adalah tekad kuat untuk mengimplementasikan di kelas, karena bila kita sudah memulai dan akhirnya terbiasa maka menjadi kebiasaan baik atau praktik baik.

4. Pertanyaan apakah yang masih anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut
Pertanyaan :
bagaimana cara mudah menganalisis minat dan profil belajar murid? bagaimana memenuhi kebutuhan murid ketika melakukan pembelajaran diferensiasi konten dengan profil belajar murid yang berbeda- beda? lalu bagaimana cara menerapkan penilaian formatif yang sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi ini?


MULAI DARI DIRI MODUL 2.1


Membuat Refleksi Individu
Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid anda


Saya Ritmha Candra Ariesha, saya bertugas di SMP N 1 Kepahiang, sebagai guru Mapel Bahasa Indonesia. Saya mengajar 4 kelas di kelas 7. Dalam masing-masing kelas yang saya ampu, ada bermacam karakter anak yang saya temui. Dari berbagai latar belakang, minat dan bakat yang berbeda. Hal ini membuat saya harus berpikir keras bagaimana agar dalam keanekaragaman perbedaan yang ada, siswa harus tetap mendapatkan materi pembelajaran sesuai dengan tingkatan dan kemampuan mereka pada masing-masing kelas. 

Seperti yang sudah saya pelajari pada modul sebelumnya bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Sebagai guru saya berusaha menyediakan lingkungan belajar yang menarik dengan menyediakan bermacam fasilitas sederhana yang dimiliki sekolah serta menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang saya kuasai sebagai bentuk tanggung jawab agar semua anak dipastikan dapat menerima pelajaran yang saya ampu dengan baik.

Selain fasilitas dan metode yang saya terapkan, saya juga membuat Video pembelajaran untuk memudahkan mereka menyerap materi dan mengulang materi yang sudah dipelajari di sekolah, untuk dipelajari lagi di rumah dengan bantuan orang tua. Jika di kelas rendah, ada sedikit perlakuan berbeda kepada anak-anak yang belum lancar membaca dan menulis. Biasanya saya kelompokkan mereka agar lebih mudah pengorganisasian dalam belajar di kelas.






















 







10.30.2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 4P


PERISTIWA :

Pembelajaran Modul 1.4 dengan pembelajaran di LMS secara mandiri dimulai dengan kegiatan Mulai dari Diri/ Eksplorasi Konsep dengan menjawab beberapa pertanyaan yang ada di dalam LMS. Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi secara daring di LMS di ruang kolaborasi, dengan membahas kasus-kasus yang telah disediakan dan memberikan jawaban pertanyaan pemantik tentang penyelesaian kasus tersebut.

PERASAAN :

Setelah mempelajari modul 1.4, saya merasa senang sekali karena mendapat ilmu baru dan saya merasa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan di kelas dengan posisi kontrol sebagai manajer. Saya senang bisa mempelajari teori kontrol, tiga motivasi perilaku manusia, hukuman, penghargaan, posisi kontrol, kebutuhan dasar manusia, bertahan hidup, kasih sayang dan diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan, keyajinan kelas dan segitiga restitusi. Semua ilmu tersebut sangat berharga bagi saya. Dari modul ini saya belajar tentang menyelesaikan/ menghadapi sebuah kasus.

PEMBELAJARAN :

Pembelajaran yang saya dapat dari modul 1.4 adalah :

  • setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Mereka akan memenuhi kebutuhan dasar tersebut dengan berbagai cara, mereka bisa saja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebajikan untuk memenuhinya.
  • Saya mendapat ilmu baru yaitu keyakinan kelas. Sebelumnya yang saya tahu adalah peraturan kelas. Keyakinan kelas berupa keyakinan universal yang disepakati bersama. Keyakinan bersifat lebih luas dari peraturan.
  • Menyelesaikan masalah menggunakan segitiga restitusi
  • dengan melakukansegitiga restitusi, kita dapat mengiring siswa untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya

PENERAPAN :

Sebagai tindak lanjut setelah memahami modul 1.4 saya akan :

  • membiasakan diri saya melakukan kebiasaan positif yang nantinya saya tularkan kepada anak didik saya
  • Dalam menghadapi kasus/masalah saya akan berfikir lebih jernih dan akan berusaha tidak mengedepankan emosi
  • setiap orang itu berbeda dan mempunyai tujuan hidup yang berbeda. Untuk itu, saya akan menghargai orang lain
  • Berusaha menggunakan posisi kontrol manajer untuk menyelesaikan masalah
  • mempraktikkan segitiga restitusi untuk menyelesaikan masalah untuk menggiring anak mempertanggungjawabkan masalahnya
  • melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait BUdaya Positif, Keyakinan kelas, dan Segitiga Restitusi




LOKAKARYA 1 CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN KEPAHIANG



Program Guru Penggerak adalah suatu wadah yang disediakan  oleh pemerintah,  agar  guru-guru di negeri ini berada dalam sebuah komunitas  belajar. Ini bukanlah program asal jadi,namun sudah direncanakan dengan matang dan  pendidikan yang berbasis di area kerja.


Ada 4 kompetensi yang harus dipahami,dimaknai,dan diimplementasikan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) pada kegiatan lokakarya 1 ini. Keempat kompetensi tersebut adalah: mengembangkan diri dan orang lain,  memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah,dan memimpin pengembangan sekolah. Diharapkan dalam waktu 8  bulan ke depan,4 kompetensi tersebut sudah melekat dan sudah diimplementasikan  oleh  CGP.



Pengaruh besar yang akan terjadi dengan berhasilnya pendidikan guru penggerak ini adalah: menciptakan ekosistem sekolah yang lebih baik. "Ingat..,bukan merubah Sistem."Pahami dulu,pelajari dulu tentang program guru penggerak, baru berkomentar dan bergerak."Tak kenal maka tak sayang".



Inilah  salah satu keistimewaan  pendidikan calon guru penggerak. Baik CGP dan PP akan mengalami pembelajaran dan  tantangan dari tingkat pendidikan yang berbeda ini.Tentu saja berbagai pengalaman,berbagai ide,dan berbagai karakter merupakan sumber belajar bagi CGP dan PP.


Bagi pengajar praktik sendiri keberagaman CGP dalam satu kelas adalah tantangan terbesar . Tentu saja PP dituntut untuk mampu mengorganisir kelas yang beragam lebih baik.Mengupayakan agar kelas   tetap sinergis,interaktif,partisipatif dari pagi sampai sore.


Di lokakarya 1 saja ,para CGP dan PP sudah terhubung dan terkoneksi ke banyak jejaring. Saling kenal,saling support,dan saling berbagi praktik baik dalam pembelajaran. Baik sesama CGP, dan CGP dengan PP.



HIKMAH MENGIKUTI PROGRAM GURU PENGGERAK.

Hal istimewa dari pendidikan calon guru penggerak ini adalah:CGP didorong terus untuk bekerja dalam satu team, mengungkapkan ide-ide,dan didorong terus agar mampu berkomunikasi. Tidak ada lagi malu berbicara di depan umum. Sehingga  dengan memiliki  kompetensi,maka kepercayaan diri akan semakin meningkat.


Pendidikan guru penggerak menuntun agar CGP mampu mandiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya sebagai guru. Mau tidak mau kompetensi dibidang lain mensupport tugasnya sebagai guru juga harus  ditingkatkan. Misalnya:pemanfaatan IT dalam pembelajaran, dan literasi dalam berbagai bidang.


10.26.2022

Pendampingan Individu 1 Guru Penggerak

Rencana Tindak Lanjut (RTL) dibutuhkan sebagai implementasi kegiatan yang berkelanjutan. RTL merupakan panduan untuk keberlangsungan dan keberlanjutan suatu program tak terkecuali Pendidikan Guru Penggerak. Dengan adanya RTL akan memudahkan Calon Guru Penggerak dalam implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-bentuk program lanjutan, melainkan juga bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk menyelenggarakan program sejenis.

Penyusunan RTL membutuhkan perencanaan yang matang, dimana RTL yang baik sesuai dengan program yang berdasarkan pada potensi dan kekuatan yang dimiliki. Disamping itu, membutuhkan juga pertimbangan aset ilmu yang telah dimiliki oleh Calon Guru Penggerak dan akan dikembangkan di sekolah ataupun komunitasnya. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan dilaksanakan setelah mempelajari Modul 1 dalam Pendidikan Guru Penggerak.
1. Mengembangkan pengetahuan pendidik tentang sistem pendidikan yang dikemukan Ki Hajar Dewantara yaitu mendekatkan murid pada kodrat alam dan kodrat jamannya

2. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites, Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain). Tujuannya adalah untuk mempersiapkan sekolah menghadapi era digital yang pada akhirnya berdampak pada murid. Program dilaksanakan dalam bentuk pelatihan-pelatihan secara rutin setiap bulan;

3. Mengelola program berdampak pada murid di tingkat sekolah, terutama terkait literasi berdiferensiasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kepemimpinan murid dalam literasi berdiferensiasi di kelas secara komunal di sekolah.

4. Menyelenggarakan pelatihan komputer bagi murid. Tujuannya untuk mempersiapkan kemampuan murid dalam memanfaatkan komputer sebagai persiapan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu juga meningkatkan murid yang cakap digital melalui pembelajaran berbasis android;

5. Mengembangkan budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas ke tingkat komunal sekolah. Tujuannya agar budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas dapat dilaksanakan di semua kelas yang ada di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penguatan terhadap wali kelas dalam pembuatan kesepakatan kelas;

6. Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi murid dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berpusat pada murid. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan wali kelas dalam menciptakan kelas yang menyenangkan bagi murid;

7. Pertemuan dengan Komunitas Praktisi di sekolah dan sekitarnya guna membahas program-program lain yang berdampak pada murid di sekolah. Tujuannya untuk memetakan bentuk program berdampak ada murid yang dapat dilaksanakan di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara intensif dan rutin dengan Komunitas Praktisi di sekolah;

Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat. Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam pelaksanaan RTL, penting menyusun manajemen risiko.


10.24.2022

Aksi Nyata Pengimbasan Budaya Positif

Pengembangan budaya positif perlu dilakukan sebagai penanaman nilai nilai kebajikan universal pada murid SMP NEGERI 1 KEPAHIANG. Melalui pengimbasan Budaya Positif oleh Calon Guru Penggerak Angkatan 6 SMP NEGERI 1 KEPAHIANG pada hari ini merupakan kegiatan pembiasaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan budaya positif disekolah adalah melalui program "Keyakinan Kelas dan Keyakinan Sekolah". Untuk mengembangkan program ini agar tidak hanya menjadi program di kelas saja, maka CGP mensosialisasikan program ini kepada teman sejawat di lingkungan sekolah.

Klik di sini untuk melihat lebih lengkap..
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

10.23.2022

Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Penerapan Budaya Positif

Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Penerapan Budaya Positif 

Melaksanakan Gerakan Literasi Digital sekolah dan Pembentukan Karakter 
untuk mencapai visi SMP Negeri 1 Kepahiang


Latar belakang

  1. Berkurangnya minat baca murid disekolah
  2. Hilangnya sikap sopan santun, perilaku murid karena pengaruh lingkungan dan teknologi.
  3. Membiasakan murid belajar seperti di sekolah normal, dengan membuat jadwal belajar dirumah untuk meningkatkan minat belajar, penanaman nilai karakter dengan kegiatan rutin di rumah melalui jadwal belajar untuk mengurangi kegiatan yang kurang baik di lingkungan rumah.


Tujuan

  1. Untuk meningkatkan minat membaca murid untuk membentuk kemandirian, kreaktifitas, membentuk pikiran kritis murid, dan menambah pemahaman  ilmu, rasa ingin tahu dan wawasan murid melalui media digital
  2. Minat belajar siswa meningkat sesuai dengan potensi yang dimiliki
  3. Dengan memberikan pendidikan karakter diharapkan membentuk karakter murid yang jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggung jawab, peduli sosial, dan religius


Tolok Ukur

  1. Siswa terlihat aktif, gembira, dan mempunyai semangat dalam membaca dan belajar
  2. Adanya peningkatan hasil belajar murid
  3. Terlihat adanya perubahan cara berfikir, bersikap, di tunjukan dengan karakter yang ditonjolkan oleh murid


Linimasa tindakan yang akan dilakukan

  1. Menyusun jadwal dan menerapkan Paradigma BAGJA kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan tentang kegiatan literasi dan pembentukan karakter yang akan dilakukan
  2. Menyiapkan sarana dan perasarana yang dibutuhkan
  3. Melaksanakan proses GLS dan pembentukan karakter secara bertahap sesuai dengan kebutuhan siswa dan di contohkan oleh guru
  4. Membuat jadwal belajar dirumah dan disepakati oleh orang tua
  5. Mengomunikasikan proses pembentukan karakter dan GLS dengan orang tua siswa melalui dering maupun luring
  6. Memonitoring hasil kegiatan yang sedang atau telah dilakukan
  7. Melakukan asesmen
  8. Melaporkan kegiatan dari awal sampai akhir

Dukungan yang dibutuhkan

  1. Dukungan dari Kepala Sekolah, Guru Sejawat, Orang Tua, Masyarakat  dan pihak-pihak yang terkait
  2. Perangkat lunak dan akses internet
  3. Media belajar
  4. Sarana dan perangkat administrasi lunak ataupun  atk
  5. Sumber belajar langsung maupun tidak langsung.






KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4

IMPLEMENTASI BUDAYA POOSITIF DI SEKOLAH



  • Pembelajaran berarti menuntun anak menjadi manusia yang merdeka sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman
  • Pendidik haruslah menerapkan Ing Ngarso sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani secara seimbang
  • Pendidikan haruslah menganut asas Trikon :
  1. Kontinuitas (Berakar pada budaya bangsa yang berkesinambungan)
  2. Konvergen (Pendidikan memanusiakan manusia)
  3. Konsentris (Pendidikan menghargai keberagaman)



Visi Guru Penggerak adalah representasi visual tentang bagaimana murid kita di masa depan, yakni mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Dalam Menyusun Visi, hendaklah berihak pada murid sebagai landasan segala perubahan dalam pendidikan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri Apresiatif menggunakan tahapan Bagja.



Kesimpulan Keterkaitan Materi

Seorang guru penggerak haruslah mampu memahami nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan visi yang disusunnya berdasarkan filosofi pemikiran KHD yakni berpihak pada murid. Sebuah Visi akan tercapai bila terukur, konkret, sistematis, dan terencana. Maka diperlukan pendekatan Inquiri Apresiatif (Pendekatan berbasis kekuatan dan Kolaboratif) dengan tahapan BAGJA. Berdasarkan penerapan tahapan BAGJA, akan muncul pembiasaan-pembiasan positif yang kita kenal dengan budaya POsitif. Budaya Positif dapat mendorong murid untuk mampu berfikir, bertindak dan mencipta sebagai proses memerdekakan dirinya. Sehingga, murid lebih mandiri dan bertanggungjawab. Sehingga, tujuan pembelajaran mewujudkan manusia yang merdeka akan tercapai.

Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep inti yang telah anda pelajari di modul ini, Yaitu : Disiplin Positif, Teori Kontrol, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Posisi Kontrol Guru, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi.

Adakah Hal-hal yang menarik untuk anda dan di luar dugaan?



Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir anda dalam menciptakan budaya positif sekolah anda setelah mempelajari modul ini?

Pengalaman seperti apakah yang pernah anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah anda?

Bagaimanakah perasaan anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Menurut anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? adakah yang perlu diperbaiki?

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid,berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restisusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagai mana Anda mempraktekkannya?

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, Adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?



























 







 

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...