1. Kesimpulan tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan Implementasinya di Sekolah
Sekolah sebagai ekosistem pendidikan. Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengelola sumber daya, yaitu :
- Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit Based Approach) : Memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang dan apa yang tidak berfungsi dengan baik
- Pendekatan Berbasis Kekuatan/Aset (asset Based Approach) : Memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif
Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit Based Approach)
- Fokus pada masalah
- Mengidentifikasi kekurangan
- Fokus mencari bantuan
- Merancang program/proyek untuk menyelesaikan masalah
- Mengatur kelompok yang melaksanakan proyek
Pendekatan Berbasis Kekuatan/Aset (asset Based Approach)
- Fokus pada aset dan kekuatan
- Membayangkan masa depan
- Berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untukmencapai kesuksesan
- Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan
2. Hubungan antara pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Sekolah merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang memiliki interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah di antaranya ialah :
- faktor biotik meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan unsur hidup seperti manusia. Contohnya adalah Murid, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan (seperti Tata Usaha), satpam/penjaga sekolah. Contoh lainnya adalah pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah.
- Faktor abiotik meliputi segala sesuatu yang non hidup seperti anggaran, sarana dan prasarana, kurikulum, peraturan dan penegakan disiplin
1.1 FILOSOFI Ki Hajar Dewantara
Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat
3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Guru harus cerdas dalam mengelola dan menggali kemampuan muridnya (modal manusia), menyesuaikan dengan kodratnya, agar dapat nyaman dan bahagia dalam proses pembelajarannya
Merancang visi yang berpihak pada murid serta merancang prakarsa perubahan dengan inquiry apresiatif (BAGJA)
3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Guru harus mampu mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dimiliki setiap murid agar segera dapat diberdayakan dan dimaksimalkan dalam pencapaian Prakarsa Perubahan. Potensi murid inilah yang disebut aset
1.4 Budaya Positif
Budaya positif di kelas dan sekolah perlu diciptakan agar dapat mendukung pembentukan karakter murid yang diharapkan
3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Dalam penerapan budaya positif di sekolah, guru perlu memahami aset yang dimiliki sehingga penerapan budaya positif menjadi lebih optimal. Semua komponen diharapkan dapat terlibat khususnya gurusebagai manajer kontrol dan role model
Coaching diperlukan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri
3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Coaching sangat diperlukan dalam menggali masalah dan potensi siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi oleh siswa terkait dengan pemanfaatan sumber daya
3.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan diharapkan melalui pertimbangan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 tahapan pengujian pengambilan keputusan
3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, tepat dalam mengelola sumber daya, agar tidak keluar dari norma dan tata peraturan yang ada, juga setiap pengambilan keputusan harus berpihak pada murid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar