Jurnal refleksi saya kali ini menggunakan model 4C, yaitu Connection, Challenge, Concept, Change. Model ini dikembangkan oleh Ritchhart Curch dan Morrison (2011)
- Connection : Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon guru Penggerak?
- Challenge : Adakah ide, materi, atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
- Concept : Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi guru.
- Change : Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
Banyak hal atau peristiwa yang terjadi pada minggu ini, utamanya saat mempelajari modul 3.2 ini sehingga banyak hal dan ilmu baru yang saya dapatkan. Melalui alur MERDEKA, kami memahami materi secara mendalam. Menariknya, saat di alur Ruang kolaborasi kami berdiskusi, berlatih untuk memetakan aset yang ada di sekolah. Dilanjutkan dengan alur Elaborasi kami bertemu dengan narasumber yang sangat hebat, sehingga pemahaman kami dikuatkan. Pada alur Koneksi antar materi kami dapat mengaitkan materi Pengelolaan Sumber Daya ini dengan modul sebelumnya. Kemudian modul ini kami Aksi Nyata agar dapat memetakan dan mengoptimalkan aset yang ada di sekolah kami. Pada Aksi Nyata kami melakukan diskusi bersama guru, murid, maupun wali murid.
Akhir minggu ini, kita awali dengan alur mulai diri, eksplorasi konsep modul 3.3 dan lokakarya 4.
Materi modul 3.2 Peran pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya mengajarkan kami sebagai calon guru penggerak, untuk dapat berfikir berbasis aset, dimana kami dapat mengelola aset yang kami miliki (dari pemetaan 7 aset utama) untuk dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid.
Ketujuh aset yang ada, mulai dari aset manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, agama dan budaya, politik dan finansial diharapkan dapat menjadi kekuatan sekolah yang mendukung program-program sekolah.
Konsep yang sangat penting (utama) adalah melakukan pemetaan aset sekolah berdasarkan 7 modal aset yang meliputi :
- Modal manusia
- Modal sosial
- Modal fisik
- Modal Finansial
- Modal alam/lingkungan
- Modal Politik
- Modal agama dan Budaya
Dari kegiatan pemetaan ini kita dapat mengetahui dan memaksimalkan penggunaan aset sekolah. Juga terus mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset menekankan pada kemandirian dari komunitas untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam diri.
CHANGE
Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah saya pelajari pada modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan Sumber Daya. Sehingga merubah pola pikir yang semula berpikir berbasis masalah menjadi berpikir berbasis aset.
Serta mengajak komunitas praktisi serta rekan sejawat terutama di lembaga sekolah saya untuk menerapkan berpikir berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini merupakan sebuah cara untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif.
Dengan menggunakan kekuatan sebagai kekuatan berpikir sehingga secara bersama-sama bahu membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya, fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar