2.28.2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 3.2


Jurnal refleksi saya kali ini menggunakan model 4C, yaitu Connection, Challenge, Concept, Change. Model ini dikembangkan oleh Ritchhart Curch dan Morrison (2011)

  1. Connection : Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon guru Penggerak?
  2. Challenge : Adakah ide, materi, atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
  3. Concept : Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi guru.
  4. Change : Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

CONNECTION
Banyak hal atau peristiwa yang terjadi pada minggu ini, utamanya saat mempelajari modul 3.2 ini sehingga banyak hal dan ilmu baru yang saya dapatkan. Melalui alur MERDEKA, kami memahami materi secara mendalam. Menariknya, saat di alur Ruang kolaborasi kami berdiskusi, berlatih untuk memetakan aset yang ada di sekolah. Dilanjutkan dengan alur Elaborasi kami bertemu dengan narasumber yang sangat hebat, sehingga pemahaman kami dikuatkan. Pada alur Koneksi antar materi kami dapat mengaitkan materi Pengelolaan Sumber Daya ini dengan modul sebelumnya. Kemudian modul ini kami Aksi Nyata agar dapat memetakan dan mengoptimalkan aset yang ada di sekolah kami. Pada Aksi Nyata kami melakukan diskusi  bersama guru, murid, maupun wali murid.
Akhir minggu ini, kita awali dengan alur mulai diri, eksplorasi  konsep modul 3.3 dan lokakarya 4.

Materi modul 3.2 Peran pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya mengajarkan kami sebagai calon guru penggerak, untuk dapat berfikir berbasis aset, dimana kami dapat mengelola aset yang kami miliki (dari pemetaan 7 aset utama) untuk dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid.
Ketujuh aset yang ada, mulai dari aset manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, agama dan budaya, politik dan finansial diharapkan dapat menjadi kekuatan sekolah yang mendukung program-program sekolah.



CONCEPT
Konsep yang sangat penting (utama) adalah melakukan pemetaan aset sekolah berdasarkan 7 modal aset yang meliputi : 
  1. Modal manusia
  2. Modal sosial
  3. Modal fisik
  4. Modal Finansial
  5. Modal alam/lingkungan
  6. Modal Politik
  7. Modal agama dan Budaya

Dari kegiatan pemetaan ini kita dapat mengetahui  dan memaksimalkan penggunaan aset sekolah. Juga terus mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset menekankan pada kemandirian dari komunitas untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam diri.

CHANGE
Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah saya pelajari pada modul 3.2 Pemimpin  dalam pengelolaan Sumber Daya. Sehingga merubah pola pikir  yang semula berpikir berbasis masalah menjadi berpikir berbasis aset.
Serta mengajak komunitas praktisi serta rekan sejawat terutama di lembaga sekolah saya untuk menerapkan berpikir berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini merupakan  sebuah cara untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif.

Dengan menggunakan kekuatan sebagai kekuatan berpikir sehingga secara bersama-sama bahu membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya, fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar.


2.22.2023

KONEKSI ANTAR MATERI 3.2


1. Kesimpulan tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan Implementasinya di Sekolah
Sekolah sebagai ekosistem pendidikan.  Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.



Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengelola  sumber daya, yaitu :
  1. Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit Based Approach) : Memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang dan apa yang tidak berfungsi dengan baik
  2. Pendekatan Berbasis Kekuatan/Aset (asset Based Approach)  : Memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif
Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara andang yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset :

Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit Based Approach) 
  • Fokus pada masalah
  • Mengidentifikasi kekurangan 
  • Fokus mencari bantuan 
  • Merancang program/proyek untuk menyelesaikan masalah 
  • Mengatur kelompok yang melaksanakan proyek

Pendekatan Berbasis Kekuatan/Aset (asset Based Approach) 
  • Fokus pada aset dan kekuatan 
  • Membayangkan masa depan 
  • Berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untukmencapai kesuksesan 
  • Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan




2. Hubungan antara pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas

Sekolah merupakan sebuah ekosistem pendidikan yang memiliki interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah di antaranya ialah :
  • faktor biotik meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan unsur hidup seperti manusia. Contohnya adalah Murid, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan (seperti Tata Usaha), satpam/penjaga sekolah. Contoh lainnya adalah pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. 
  • Faktor abiotik meliputi segala sesuatu yang non hidup seperti anggaran, sarana dan prasarana, kurikulum, peraturan dan penegakan disiplin



KETERKAITAN ANTAR MATERI
1.1 FILOSOFI Ki Hajar Dewantara
Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat

3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Guru harus cerdas dalam mengelola dan menggali  kemampuan muridnya (modal manusia), menyesuaikan dengan kodratnya, agar dapat nyaman dan bahagia dalam proses pembelajarannya


1.3 Visi Guru Penggerak
Merancang visi yang berpihak  pada murid serta merancang prakarsa perubahan dengan inquiry apresiatif (BAGJA)

3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Guru harus mampu mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dimiliki setiap murid agar segera dapat diberdayakan dan dimaksimalkan dalam pencapaian Prakarsa Perubahan. Potensi murid inilah yang disebut aset

1.4 Budaya Positif
Budaya positif di kelas dan sekolah perlu diciptakan agar dapat mendukung pembentukan karakter murid yang diharapkan

3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Dalam penerapan budaya positif di sekolah, guru perlu memahami aset yang dimiliki sehingga penerapan budaya positif menjadi lebih optimal. Semua komponen diharapkan dapat terlibat khususnya gurusebagai manajer kontrol dan role model


2.3 Coaching
Coaching diperlukan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri

3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Coaching sangat diperlukan dalam menggali masalah dan potensi siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi oleh siswa terkait dengan pemanfaatan sumber daya

3.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan diharapkan melalui pertimbangan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 tahapan pengujian pengambilan keputusan

3.2 Pengelolaan Sumber Daya
Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, tepat dalam mengelola sumber daya, agar tidak keluar dari norma dan tata peraturan yang ada, juga setiap pengambilan keputusan harus berpihak pada murid



DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.2


Tujuan Pembelajaran Khusus : 
  1. CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
  2. CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA dari tayangan video yang ada
  3. CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video
  4. CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.


Penugasan :
1. Kira-kira visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi? 

Visi :
Terwujudnya siswa yang berkarakter, kreatif dan mandiri dalam merdeka belajar.


 2. Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video? 

"Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar sehingga menjadi penyemangat belajar murid secara berkelanjutan"


3. Apakah pertanyaan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut? 

Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar menjadi penyemangat belajar murid secara berkelanjutan? 


4. Kegiatan/Tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan BAGJA?

  • B - BUAT PERTANYAAN UTAMA
PERTANYAAN

- Bagaimana menumbuhkan semangat belajar pada murid?
- Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?

TINDAKAN 

  • Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah dan mendiskusikan prakarsa perubahan yang akan dilakukan dengan rekan sejawat
  • Guru meminta pendapat murid untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang meningkatkan semangat belajar
  • Guru menuliskan di papan tulis mengenai "Penyemangat Belajar" untuk kemudian mendiskusikannya dengan murid

  • A - AMBIL PELAJARAN
PERTANYAAN

- Kegiatan apa yang dilakukan untuk mengidentifikasi harapan murid agar semangat belajar?
- Bagaimana strategi untuk menggali inspirasi kelas impian murid?

TINDAKAN 

  • Guru meminta pendapat murid untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan semangat  belajar
  • Guru meminta murid untuk menceritakan hal-hal yang disukai dari kelasnya
  • Guru mengajak murid untuk mengunjungi kelas 2 dan 6 untuk mengetahui apa yang mereka sukai dengan kelasnya sehingga dapat dijadikan inspirasi mengenai suasana kelas yang membuat semangat


  • G - GALI MIMPI 

PERTANYAAN

- Apakah dengan kegiatan menghias dan mengatur suasana kelas menjadi nyaman dan menyenangkan dapat meningkatkan semangat belajar murid?
- Apa yang dilakukan guru untuk menggali keinginan  murid dalam menumbuhkan semangat belajar?

TINDAKAN 

  • Guru mengajak murid untuk membayangkan, kelas seperti apa yang  nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat dalam belajar
  • Guru meminta murid untuk mendiskusikan dan  menuangkan dalam bentuk gambar. kelas seperti apa yang menjadi impian mereka
  • Guru meminta murid mempresentasikan kelas impian mereka


  • J - JABARKAN RENCANA
PERTANYAAN

- Apakah yang harus dilakukan untuk membuat  kelas yang nyaman dan menyenangkan
- Apa yang harus dilakukan murid dan guru untuk mewujudkan

TINDAKAN 

  • Guru mengajak murid untuk menyebutkan apa saja yang akan dibutuhkan untuk mewujudkan kelas impian
  • Guru membantu murid menulis kebutuhannya di papan tulis


  • A - ATUR EKSEKUSI

PERTANYAAN

- Siapa saja yang terlibat dalam program atau kegiatan ini?
- Kapan akan melaksanakannya?
- Bagaimana pelaksanaan kegiatan agar berjalan sesuai rencana?

TINDAKAN 

  • Guru mengajak murid untuk menentukan pembagian tugas dalam kelompok
  • Guru mengajak murid untuk menentukan waktu kapan akan muai mewujudkan rencananya.
  • Murid dengan bimbingan guru melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan untuk mewujudkan kelas impian


5. Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video? Lalu bagaimana pemanfaatannya?


 

 


2.21.2023

RUANG KOLABORASI 3.2




1. MODAL MANUSIA
Modal Manusia (merupakan Kecakapan yang Dimiliki Seseorang, mengembangkan potensi untuk memajukan dan mempotensikan diri)
Kabupaten Kepahiang Khususnya Kecamatan kepahiang memiliki modal aset yang yang beragam. Masing-masing modal manusia memiliki keunggulan, diantaranya : 
  1. Guru pengerak di masing-masing sekolah 
  2. Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan dan jajarannya 
  3. SDM yang berkulitas dengan berbagai profesi (TNI, Polri, Tenaga kesehatan, Tenaga pendidik, Petani, Pengusaha, dll), Memiliki pengalaman dalam memimpin satuan pendidikan maupun kepemerintahan dan dalam bidangnya masing-masing 
  4. Duta Rumah belajar, yang mengembangkan Praktik Baik. 
  5. Tokoh Agama, Tokoh adat, Tokoh Masyarakat
Yang Beragam Latar Belakang Atau Profesi Yang Beragam Bisa Mendukung Dan Membantu Dalam Program-Program Serta Visi Misi Kabupaten Kepahiang Khusunya Kecamatan Kepahiang Serta Kolaborasi Aktif Ke Satuan Pendidikan Dan Masyarakat Kabupaten Kepahiang Khusunya Kecamatan Kepahiang


Strategi Pemanfaatan Modal Manusia :
  • Sekolah dapat menyusun program untuk mengembangkan kebutuhan murid berdasarkan sumber daya manusia yang ada di Kab. Kepahiang dengan melakukan kolaborasi sesuai dengan profesi masing-masing. 
  • Sekolah memberdayakan CGP yang ada di sekolah masing-masing untuk dapat berbagi praktik baik dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah tersebut. 
  • Sekolah membangun interaksi dan dapat berkolaborasi dengan baik kepada sumber daya manusia yang terkait seperti Diknas Kab/Provinsi, Pengawas sekolah, komite, tokoh agama, komunitas belajar.
2. MODAL SOSIAL
Kabupaten Kepahiang Khusunya Kecamatan kepahiang memiliki modal sosial yang cukup potensial untuk di kembangkan. Modal sosial yang dimaksud adalah :
  •  Kegiatan Ngamen Amal yang dilakukan oleh pegiat seni dan siswa. 
  • Komunitas Belajar (MGMP, MKKS, KKG, dan sebagainya). 
  • Puskesmas dalam mengadakan imunisasi atau vaksin massal. 
  • Karang Taruna sekitar sekolah. 
  • Dharma  Wanita Persatuan,  Ikatan Keluarga Musibah Kematian (IKMK), BPBD. 
  • Komunitas Kreatif  Seni Anak (sanggar seni). 
  • Taman Baca Masyarakat (TBM). 
  • Penyerapan alumni, Komite

Strategi Pemanfaatan Modal Sosial :
  • Kepala Sekolah aktif dalam MKKS, sehingga lebih cepat mendapatkan informasi dan berpengalaman dalam membangun interaksi sosial dan jaringan yang lebih luas sehingga mampu mengelola sekolah dengan baik. 
  • Semua guru terlibat di komunitas belajar seperti MGMP,KKG, dan sebagainya agar dapat aktif dalam mengembangkan diri untuk peningkatan proses pembelajaran di sekolah. 
  • Semua siswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan baik di dalam sekolah atau luar sekolah. 
  • Sekolah menjalin kerja sama dengan instansi/perusahaan/untuk dapat mendukung program kegiatan sekolah seperti kerja sama dengan Puskemas untuk program vaksin , penyerapan alumni SMK oleh perusahaan terkat, dan sebagainya.
Modal Sosial Ini Sebagai Wadah Dalam Melakukan Pengembangan Diri Program-Program Serta Visi Misi Kabupaten Kepahiang Serta Kolaborasi Aktif Ke Satuan Pendidikan Dan Masyarakat.  Selalu Melakukan Diskusi Terbuka Bersama Pihak Lain Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid Dan Masyarakat Kabupaten Kepahiang Khususnya Kecamatan Kepahiang Untuk Perkembangan Potensi Kedepan Kepahiang Maju.


3. MODAL FISIK

Strategi Pemanfaatan Modal Fisik :
  • Sarana yang ada dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler secara optimal. 
  • Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan nyaman. Bangunan yang bisa digunakan dalam melakukan proses pembelajaran dan tempat pertemuan yang Perkembangan Potensi Kedepan Kepahiang Maju. 
  • Infrastruktur mulai dari semua seperti, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain. 

Modal Fisik Ini Digunakan Sebagai Sarana Untuk Mendukung Proses Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid sebagai wujud Pelajar Indonesia maju Dan Masyarakat Kabupaten Kepahiang  Khususnya Kecamatan Kepahiang Untuk Perkembangan Potensi Kedepan Kepahiang Maju,


4. MODAL LINGKUNGAN/ALAM




Strategi Pemanfaatan Modal Lingkungan/Alam :
  • Lokasi daerah yang sejuk, asri , berbukit, banyak perkebunan, tanah yang subur dapat digunakan sebagai wahana untuk belajar murid dalam mengembangkan wawasan yang lebih luas. 
  • Tempat-tempat iconik yang ada di daerah Kab. Kepahiang dapat dijadikan sarana murid dalam belajar baik bidang seni, budaya, olahraga, dan lain-lain. 
  • Letak Kabupaten Kepahiang Khususnya Kecamatan kepahiang yang tipografi berada pada dataran dan perbukitan yang memiliki modal lingkungan alam yang cukup asri nyaman

5. MODAL FINANSIAL
Modal finansial sebagai wujud dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah organisasi yang dapat digunakan untuk membiayai proses pencapaian tujuan. Modal finansial Kabupaten Kepahiang Khusunya Kecamatan kepahiang, yaitu : 
  • Ikatan alumni sekolah
  • Komite sekolah dari latar belakang profesi yang beragam bisa mendukung dan membantu dalam program serta visi misi sekolah serta kolaborasi sekolah dengan masyarakat, Kegiatan komite aktif dilaksanakan
  • Ikatan keluarga musibah kematian (IKMK)CSR ( Carporate Sosial Community) oleh BUMN untuk masyarakat (UMKM - Usaha Mikro Kecil Menengah) maupun siswa/i (Prakarya/PKWU)
  • Operasional sekolah didanai oleh dana BOS.
  • Beasiswa kementrian siswa berfrestasi dalam bidang seni dan olga (OSN, O2sn, FLS2N, OPSI, dll)
  • Program PIP bagi murid yang kurang mampu, pembebasan IPP siswa SMA dan sederajat sesuai intruksi Gubernur 
  • Program KIP, PIP, PKTI


6. MODAL POLITIK


7. MODAL AGAMA/BUDAYA


Modal agama dan budaya lapisan masyarakat Kabupaten Kepahiang 
Khususnya Kecamatan kepahiang : 
  • Membudayakan budaya Toleransi yang kuat antar Masyarakat atau lingkungan, yang dikelola dengan baik di sekitar lingkungan sekolah maupun Masyarakat,  Toleransi yang kuat antar Masyarakat Memiliki hubungan yang baik antara warga sekolah dengan masyarakat dan lingkungan
  • Melakukan kegiatan Peringatan Keagamaan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat dan kepemerintahan Terdapat kegiatan tradisi lokal seperti tepung setawar di lingkungan masyarakat.
  • Anggota keagamaan di pemerintahan, kabupaten maupun Kecamatan, dan di lingkungan masyarakat salah satunya merupakan tokoh agama yang ada dalam masyarakat




2.15.2023

EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.2


HALAMAN 1
Pertanyaan Pemantik :

1. Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka  faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
Biotik meliputi murid, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, orang tua, pengawas serta komite sekolah. sedangkan abiotik meliputi sarana prasarana dan dana (keuangan). 

2. Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
Kepala sekolah merupakan pemimpin dan manajer yang mengolah sumber daya di sekolah baik dari faktor biotik maupun abiotik untuk keberlangsungan interaksi yang selaras dan harmonis

3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah? 
Kepala sekolah sebagai motivator teladan manajer dan memahami karakter dan kekuatan komunitas serta pengelola sumber daya yang ada dalam sekolah.

4. Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
Kepala sekolah yang mampu memahami apa yang menjadi potensi dalam ekosistem sekolahnya, sehingga mampu membangun karakter dari kekuatan sekolah

5. Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
Dampak fasilitas adalah dapat meningkatkan perhatian dan interaksi sesuai dengan kemampuan minat siswa melalui fasilitas sekolah

6. Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
Sumber daya sekolah yang diberdayakan secara optimal merupakan faktor utama penunjang ketercapaian visi dan misi sekolah

7. Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
Dengan menggali potensi karakter dan kekuatan sumber daya yang ada di sekolah

8. Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
sudah memanfaatkan budaya lokal pada masyarakat sekitar sekolah sebagai bahan observasi pembelajaran

HALAMAN 2
    Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
    Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
- Dinas terkait
- Pemerintah Daerah

    Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
- Lingkungan alam


MULAI DARI DIRI MODUL 3.2


1. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem? bagian yang ada  di sekolah adalah guru, murid, staff usaha, gedung, peralatan di laboratorium, sarana prasarana praktek, prasarana olahraga

2. Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan. 

SDM di sekolah saya banyak, karena di sekolah saya ada kurang lebih 60 guru, 10 staff karyawan, 1050 siswa
budaya sekolah yang dijalankan : mulai budaya literasi, budaya masuk sekolah pukul  07.30 wib dan budaya religius dengan mengadakan program tausiah dan yasin secara bergantian di hari Jumat
sarana dan prasarana yang memadai dari peralatan yang da di lab IPA dan LAB Komputer, maupun sarana prasarana yang ada di kelas

3. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut.
Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada? 

kepala sekolah SMP Negeri 1 Kepahiang adalah orang yang berwibawa, penyabar. Akan tetapi, beliau adalah orang yang memiliki visioner ke depan, selalu menekankan pemberian pelayanan yang maksimal kepada siswa (student center), memaksimalkan sumberdaya dan potensi yang ada

4. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?

Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang bisa  mengelola dan memanage sekolah dengan baik. Pemimpin harus dapat menjadi contoh bagi bawahannya, mempunyai rasa empati yang tinggi, mempunyai visi dan misi yang jelas dengan mengedepankan kebersamaan. memiliki jiwa bertanggungjawab dan memiliki sifat mengayomi

5. Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah.
Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah? 

saat ini saya mempunyai peran sebagai wali kelas di VIIB, dimana saya mempunyai tanggungjawab untuk mendampingi dan juga mengarahkan siswa-siswi saya selama 1 tahun ke depan, sesuai dengan arahann dari kepala sekolah, untuk memaksimalkan pembelajaran dan posisi sebagai wali kelas, saya berperan aktif untuk menyampaikan program-program yang harus dijalankan siswa dalam setahun ke depan.

6. Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?


sebagai diri sendiri (guru) : 

dengan sumber daya yang saya miliki saya berusaha untuk selalu memberikan pelayanan  yang terbaik buat siswa-siswi kami, juga dapat menularkan ilmu yang saya punyai kepada mereka.

murid :  

merasa nyaman, aman dan  bahagia, dalam artian selama mereka menuntut ilmu di sekolah, segala potensi yang dimiliki oleh siswa-siswi dapat  dimaksimalkan, serta dapat dilihat tumbuh kembangnya sehingga kedepannya memudahkan mereka dalam mengarungi pendidikan yang lebih lanjut

sekolah : 

bisa menjadi sekolah yang benar-benar dicintai dan diminati oleh warga masyarakat, sesuai dengan visi sekolah


7. Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini? Dengan menyadari betapa banyak sumber daya yang dimiliki sekolah, tentu  banyak harapan yang ingin  dicapai setelah mempelajari modul ini. antara lain : 

- berusaha mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset.
- dapat merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid berbasis data dan bukti.
- dapat memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid.
- dapat menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk meningkatkan kualitas belajar


2.13.2023

JURNAL REFLEKSI MODUL 3.1


Jurnal Refleksi Model 4F ((Facts, Feelings, Findings, Future) 


Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

1. Fact (Peristiwa) : Pengalaman saya mengikuti pembelajaran pada minggu ini sangat luar biasa. Saya melaui tahapan belajar MERDEKA sama halnya dengan modul-modul sebelumnya. MERDEKA merupakan singkatan dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahan, Koneksi antar materi, Aksi nyata. 

Tahap mulai dari diri, saya melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan, dan pihak komunitas sekolah.


Tahap eksplorasi konsep merupakan tahap dimana saya bereksplorasi secara mandiri untuk memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral, menjelaskan pentingnya  pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika. 

Tahap ruang kolaborasi, saya melakukan kolaborasi di ruang virtual untuk saling berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan peserta CGP lain.




Tahap demonstrasi kontekstual, saya melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain dengan mewawancarai 2 kepala sekolah berbeda tentang praktik pengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh kepala sekolah tersebut.

Tahap elaborasi, saya melakukan elaborasi pemahaman tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan bersama instruktur Sigit Kurniawan, Senin 13 Februari 2023



2. Feelings (Perasaan): 
Perasaan saya sangat senang selama pembelajaran berlangsung karena materi yang saya pelajari merupakan ilmu pengetahuan baru yang harus saya kuasai sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Guru penggerak harus berperan  sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan memajukan kepemimpinan murid. Dalam menjalankan tugas tersebut saya harus terampil dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. Seperti yang telah saya pelajari sebelumnya seorang guru penggerak haruslah memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Setiap konsep materi dari awal sampai modul ini dipelajari saya menemukan banyak sekali keterkaitan sehingga terkonstruksi membentuk sebuah pemahaman baru.


3. Findings (Pembelajaran):
 
Pelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.



4. Future (Penerapan): 

Saya akan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan seseuai dengan konsep yang telah dipelajari agar semakin terlatih dan terampil dalam melakukan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu saya akan membagikan onformasi terkait pemahaman materi baru yang saya pelajari dalam modul 3.1 ini kepada rekan guru yang lain melalui berbagai media baik itu secara langsung ataupun melaui berbagai media informasi digital yang mudah di akses oleh rekan guru yang lain.



2.12.2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1


Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

    Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 
    Bapak Pendidikan berpandangan bahwa seorang guru, itu harus memberi teladan atau contoh praktik baik pada muridnya. Di dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru mesti memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa.
    Akhirnya guru juga membantu murid menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru disini hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan, sesuai filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
    Filosofi Pratap Triloka "Ing Ngarso Sung Tulodo" menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru.
    Filosofi Pratap Triloka "Ing Madya Mangun Karso" menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam mengabil keputusan mampu memberdayakan dan membangun kerukunan muridnya,memberdayaka ,menyemangati,membuat orang lainmemiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka
    Filosofi Pratap Triloka "Tut Wuri Handayani" menegaskan bahwa pemimpin dalan mengambiol keputusan hendaknya memberikan keputusan yang mampu mendorong kolaborasi. mampu mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif agar orang lain bertumbuh maju. 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
    Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnyaa dalah guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan.seorang guru yang memiliki kesadarn diri yang baik akan menunjukkan integritas dan tanggung jawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan dilema etika.guru yang memiliki ikesadaran diri yang baik pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam mengambil keputusan.guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola emosi,perilaku dan pikiran secara efektif dalam situasi apapun.
    Guru Harus memilik kemampuan setiap permasalahan yang terjadi dari berbagai macam aspek dan mampu berempati tehadap latar belakang sosial dan budaya dan konteks kehidupan yang berbeda-
beda,kemampuan akan megambil keputusan-keputusan membangun berdasarkan atas kepedulian ,kapasitas dari berbagai macam perilaku. Guru juga harus memiliki kesadarn penuh ketika menghadapi suatu dilema etika.dengan keputusan guru dalam menciptakan wellbeing ekosistem disekolah.


Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
    Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.
    Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
    Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman..



Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
    iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
    pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang.


Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
    Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.


Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
    Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
    Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.













PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...