3.28.2023

Pendampingan Individu 6 Calon Guru Penggerak Angkatan 6


Alhamdulillah. Lega rasanya karena proses perjalanan Program Guru Penggerak (PGP) hampir mendekati akhir. Hari ini aku melaksanakan Pendampingan Individu ke-6 bersama Pengajar Praktik, Ibu Evi Efriyanti, M.Pd  Ini adalah Pendampingan Individu (PI) yang terakhir pada hari Selasa, 28 Maret 2023 di SMP Negeri 1 Kepahiang.



Pelaksanaan PI dimulai sejak pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Dalam sesi pertama Ibu Evi menanyakan tentang refleksi/umpan balik yang diberikan oleh kepala sekolah, rekan sejawat, dan murid-murid tentang program atau kegiatan yang sudah kulakukan selama menjadi CGP. Alhamdulillah umpan balik dari mereka semua sangat baik untukku tapi tentu saja masih ada hal yang harus kuperhatikan untuk perbaikan di masa mendatang. Hari itu juga, kami didatangi Monev dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang yang dilakukan oleh Ibu Lia Febriyani.


Selanjutnya aku diminta menjelaskan hasil identifikasi pemetaan aset di sekolah yang telah aku diskusikan sebelumnya bersama kepala sekolah, rekan sejawat, dan murid-muridku. Sekolah sebagai sebuah ekosistem memiliki unsur abiotik dan unsur biotik. Kedua unsur tersebut dapat dijabarkan ke dalam 7 modal atau aset sekolah, yaitu modal manusia, fisik, sosial, politik, lingkungan/alam, agama dan budaya, dan finansial. Pemetaan aset sangat penting untuk mengetahui potensi atau kekuatan yang dimiliki sekolah sehingga dapat dimaksimalkan demi kemajuan sekolah.


Sesi terakhir adalah Pengajar Praktik mewawancarai  salah satu guru di sekolah tentang pemetaan aset. Bagaimana mengidentifikasi aset, apa kendala, apa tantangan, dan sebagainya.  Percakapan berlangsung selama 30 menit. Setelah tiga jam, proses PI pun selesai. Diakhiri dengan foto bersama. Kini aku tinggal mempersiapkan diri untuk lokakarya 6 dan lokakarya panen raya.



3.24.2023

AKSI NYATA 3.3



LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia saat ini benar-benar memberikan perubahan besar pada masyarakat saat ini. Tak terkecuali teknologi yang sangat berkembang pesat diantara era globalisasi sehingga media teknologi, kini telah memiliki peran penting dalam kehidupan kita semua, segala kemudahan dengan berbagai informasi maupun ilmu pengetahuan yang ditawarkan. Sehingga kini masyarakat terutama kalangan pelajar dibanjiri dengan berbagai macam informasi dan alat-alat teknologi yang canggih lainnya. Akibatnya banyak dari kita dalam mengerjakan tugas, cenderung bersikap praktis tanpa memperdulikan hasil yang maksimal dan terpuruknya kreatifitas sertas semangat kita masing-masing. Agar perkembangan teknologi dapat berjalan seimbang, saatnya pelajar memperlihatkan bakat yang sudah menjadi budaya di Negara kita yang mulai surut, seperti majalah dinding, cerpen, artikel, ataupun majalah sekolah, seni lukis dan seni lainnya yang bertujuan dalam melatih kreatifitas dan jiwa jurnalistik, mengingat masih kurangnya minat dan bakat menulis pelajar baik akademis maupun non akademis, maka dirasa perlu menumbuhkan bakat tersebut sedini mungkin.



TUJUAN 
  • Menggali bakat serta kreatifitas pelajar dalam mengapresiasikan buku fiksi dan nonfiksi
  • Agar pelajar mampu menanamkan budaya seni tulis menulis
  • Menyalurkan bakat dan kreatifitas literasi baca tulis serta potensi yang dimiliki
  • Menambah wawasan pelajar dalam bidang literasi
  • Memberikan tempat bagi para pelajar untuk menuangkan kreatifitas mereka pada buku fiksi dan nonfiksi
  • Agar pelajar mampu menyeimbangkan antara teknologi dan potensi literasi mereka masing-masing


ALASAN PEMILIHAN PROGRAM
Belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang diadakan dengan tujuan para siswa dapat menumbuhkan minat baca mereka lewat suguhan buku fiksi dan non fiksi yang tentu saja tak hanya menarik untuk dibaca, namun juga menarik perhatian kedua bola mata melalui jumlah buku yang ada di perpustakaan Daerah Kabupaten Kepahiang tersebut. Dengan adanya kunjungan di perpustakaan daerah Kepahiang ini, para siswa diharapkan dapat menunjukkan kreativitas mereka dan pastinya untuk menumbuhkan minat baca bagi siapapun yang melihatnya.











REFLEKSI 4P

Peristiwa (Fact)

Berawal pembelajaran Bahasa Indonesia yang akan mempraktikkan keterampilan berbicara dengan menggunakan alat peraga dan mengidentifikasi buku Fiksi dan Non fiksi, saya berdiskusi dengan siswa untuk membahas pemanfaatannya. Dengan menerapkan aspek voice, choice, dan ownership selama diskusi. Akhirnya disepakatilah kegiatan BELI PUSTAKA. Kegiatan dilakukan oleh siswa, dan guru serta petugas perpustakaan Umum Daerah kepahiang sebagai mitra belajar.


Perasaan (Feeling)

Ketika akan melaksanakan kegiatan ini ada kekhawatiran yang saya rasakan, apakah nantinya dalam diskusi anak-anak akan mengarah pada kegiatan yang saya harapkan ataukah tidak. Namun setelah menggunakan panduan tahapan BAGJA dalam proses diskusi dengan memperhatikan aspek voice dan choice di kelas VIIB, mereka memberikan ide dan pilihan kegiatan seperti yang saya harapkan. Disini peran guru sangat penting yaitu sebagai fasilitator untuk melaksanakan musyawarah kelas membuat keputusan tentang uang kas kelas. Pada proses musyawarah inilah, saya merasa harus benar-benar tepat dalam memberikan pertanyaan dan pernyataan pemantik pada anak-anak, agar mereka mau dan berani memberikan ide atau pendapatnya. Saya benar-benar ingin menerapkan aspek voice dan choice pada diskusi ini. Setelah diskusi membuahkan kesepakatan, anak-anak mulai melaksanakan sesuai rencana. Pada tahap ini, saya merasa senang karena semua antusias dan terlibat mulai dari kegiatan belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang hingga pendistribusian bantuan. Respon wali murid juga sangat baik dalam membantu belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang. 



Pembelajaran (Finding)

Dengan menumbuhkembangkan student agency yang meliputi aspek voice, choice dan ownership ternyata hal ini sangat berdampak baik pada siswa. Selain tujuan khusus dari kegiatan ini semuanya dapat terlaksana yaitu menumbuhkembangkan karakter dermawan suka menolong dan gotong royong, menumbuhkembangkan karakter profil pelajar Pancasila berupa beriman bertaqwa dan berakhlak mulia mampu bergotong royong dan mandiri, menumbuhkembangkan keterampilan interaksi sosial secara arif dan bijaksana serta membantu murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ternyata kegiatan ini juga menumbuhkembangkan karakter lain yaitu nilai peduli, berorganisasi, tanggung jawab, berinisiatif dan masih banyak lagi yang pada mulanya nilai tersebut tidak menjadi poin utama dalam penumbuhan karakter. Studen agency atau kepemimpinan siswa pada kegiatan ini juga membuat membuat siswa yang pasif menjadi aktif terlibat secara sadar dalam setiap proses atau tahap pelaksanaan program. Karena mereka dilibatkan dan diberi tanggung jawab, mendapat kepercayaan, serta dengan adanya pembagian tugas yang jelas membuat keberadaan mereka penting satu sama lain. Selain hal-hal positif di atas saya juga menemukan beberapa kekurangan atau sesuatu yang belum berhasil. Banyak kegiatan saya lakukan yang melibatkan siswa. Namun semua kegiatan tersebut kebanyakan masih berasal dari inisiatif atau prakarsa saya, siswa terlibat hanya sebatas meramaikan atau partisipasi bukan berada pada membuatan ide. Sedangkan dalam membuat program yang prosesnya menggunakan aspek voice choice dan ownership baru kali ini saya lakukan. Maka anak-anak belum terbiasa dalam mengemukakan pendapat dalam sebuah forum. Beberapa anak memang tampak aktif, namun sebagian juga hanya mengikuti alur saja tidak ambil bagian dalam menuangkan idenya ataupun menjawab pertanyaan saya.


Penerapan Ke Depan (Future)

Dari evaluasi dengan siswa dan teman guru di dapat kendala pada saat kegiatan yaitu : pada proses kegiatan, masih minimnya bahan bacaan yang ada di perpustakaan daerah Kepahiang. Maka kendala tersebut diharapkan jika ada kegiatan serupa dapat, diantisipasi dan diperbaiki. Melihat dari respon dan dampak yang ditimbulkan sangat baik, mulai dari siswa dan orang tua kelas VII. Sehingga ke depan kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali dengan melibatkan cakupan partisipan yang lebih besar mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Atau mungkin dengan program kegiatan lain yang intinya dapat menumbuhkembangkan student agency dengan memperhatikan aspek voive, choice dan ownership dalam setiap tahapannya.



AKSI NYATA 3.2



Kegiatan                     :  Pemetaan Modal/Aset SMP Negeri 1 Kepahiang

Hari/tanggal               :  Senin / 27 Februari 2023

Waktu                         :  08.00 – selesai

Acara                           :  Diskusi pemetaan modal/aset sekolah bersama Kepala Sekolah

                                       Komite, Wali Murid, Murid, Rekan Guru Sejawat


Adapun hasil pemetaan pada diskusi terkait pemetaan aset SMP Negeri 1 Kepahiang adalah sebagai berikut :
1.  MODAL MANUSIA
-  Jumlah Guru/Kepsek dan tendik 67 0rang terdiri dari 74 % S1, 17% S2, dan 8% D3/SMK/SMA
-  Hampir 90% Guru/PTK Usia 30_45 Tahun 
-  8 0rang Guru merupakan CGP, 1 Orang Guru PP
-  60% guru sudah Sertifikasi /lulus PPG ( Linier Mapel )
-  Jumlah Murid keseluruhan 1.045 orang dengan latar belakang yang beragam/ heterogen
-  Komite sekolah/alumni yang aktif

Strategi Pemanfaatan :
-  Dengan latar belakang pendidikan yang dimilki, dan umumnya dengan usia produktif guru dapat mengembangkan, meningkatkan kompetensi yang ada melalui kegiatan pelatihan, mengikuti lomba, beasiswa/guru berprestasi, dll
-  Dengan adanya beberapa guru menjadi CGP dan PP ini akan lebih mudah menyongsong IKM ( Sekelah Penggerak ), Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
-  Dengan latar belakang murid-murid yang beragam/hetergon dapat mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan intra/ektrakulikuler sesuai dengan kebutuhan murid
-  Melalui kolaborasi komite sekolah/alumni menjadi sumber pendanaan alternatif untuk membantu pengembangan kegitan sekolah ( Pembicara/Jembatan penghubung dalam peningkatan kualitas pendidikan


2.  MODAL SOSIAL
Memilki Kerjasama yang baik dengan masyarakat. MGMP, dan Organisasi Profesi (PGRI)
Strategi Pemanfaatan :
-  Masyarakat memberikan informasi terkait pengwasan ketertiban murid- murid di seputar lingkungan sekolah/luar gerbang sekolah )
-  Dukungan masyarakat sekitar dalam kegiatan gotong royong masal/kerja bakti program sekolah/pemerintah
-  Kerjasama masyarakt dengan kelompok kerja masyarakat ( WO,Kerjasama Usaha makanan rumah tangga /usaha dagang Dengan koperasi/Kantin) 




3.  MODAL POLITIK
-  Status sekolah Negeri ( Akreditasi A ), Sekolah favorit, Sekolah rujukan, Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Siaga Kependudukan 
-  Banyaknya Sekolah SD/MI disekitar 
-  Memilki kerjasama yang baik dengan Pukusmas , Polsek Kepahiang, Bank Daerah/BPD,BRI, Instansi Kelurahan Kp.Pensiunan,Lembaga Kursus/bimbel,KPAI, Dinas Sosial, BKKBN dan instansi lainya

Strategi Pemanfaatan :
-  Sekolah di arahkan menjadi sekolah percontohan dan sekolah model
-  Dengan banyaknya sekolah SD/MI yang berada disekitar ini mempermudah dalam merekrut Penerimaam Murid baru / PPDB
-  Melalui kerjasama yang baik dengan Pukusmas dan polsek maka informasi kesehatan dan tertib lalulintas
-  Melalui kerjasama kelurhana/bank BRI dan Bank BPD mempermudah mendapatkan informasi beasiswa KIP dan Pelajar Gemar Menabung aMelalui kerjasam dengan KPAI/Dinas sosial/ BKKBN memberikan dukungan mewujudkan sekolah ramah anak dan sekolah Siaga Kependudukan ( memberikan pemahaman dampak pernikahan dini )
-  Melalui kerjasam Bimbel/lembaga kursus mengadakan kegiatan perlombaan akdemik ( GO )

4.  MODAL AGAMA DAN BUDAYA
-  Masyarakat yang religius dan banyak tokoh agama disekitar lingkungan sekolah
-  Kreatifitas yang murid tinggi ( kesenian daerah, Bela diri dan olahraga )
-  85% murid berasal dari suku rejang

Strategi Pemanfaatan :
-  Banyak Tokoh -tokoh agama disekitar yang bisa digunakan partisifasinya dalam kegiatan keagamaan
-  Kreatifitas murid dapat dimanfaatkan untuk melestarikan budaya ; Melalui sanggar tari. Persatuan IKM, KADP ( Suku Minang ), Sanggar Kuda kepang, /jaipongan ( suku Jawa )
-  Dalam suku Rejang ada kebiasaan adat yaitu Kebiasanaan Semak Bilei , ini bisa digunakan untuk pembentukan karakter murid- mirid ( mengajarkan anak-anak Pentinggya kerjasama, gotong royong dan rasa kepedulian )
-  Festival Budaya Umbung Kutei sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan pementasan seni dan Budaya


5.  MODAL FISIK
-  Gedung Utama ( Ruang aula, Ruang guru, Ruang Kasek, Ruang PKS, Ruang TU, Ruang BK, Ruang Kelas, Ruang OSIS, Ruang Risma, Ruang UKS )
-  Ruang laboratorium ( Lab.IPA, Lab TIK )
-  Perpustakaan dan Sudut/Pojok baca, Kursi/meja Taman Baca
-  Musholah
-  Ruang Koperasi Siswa/sekolah
-  Lapangan Volly, Footsal, 
-  Tempat Farkir, Transfortasi lancar, Kantin sekolah, Rumah Penjaga sekolah, WC, Drainase air baik, Listrik dan jaringan Internet Lancar/Wifi

 Strategi Pemanfaatan :
-  Memfasilitasi kegiatan intra dan ektrakulikuler secara optimal dan tepat sasaran dan dapat diberdaya gunakan secara berkelanjutan
-  Menciptkan pembelajaran yang kondisif, nyaman dan menyenangkan
-  Dapat di gunakan dan di manfaatkan untuk memfasiltasi pengembangan murid maupun guru
-  Kegiatan dan program pendidikan yang berbasis IT dapat berjalan lebih lancar

6.  MODAL  LINGKUNGAN/ALAM
Lokasi sekolah berada di pusat kota, dipinggir jalan utama, dan berdekatan dengan pasar kepahiang

Strategi Pemanfaatan :
Dapat dimanfaftkan sebagai media pembelajaran, Mengekplorasi, mendapatkan pengalaman pembelajaran ( konteskual ) yang bermakna dan menyenangkan

7.  MODAL FINANSIAL
-  Dana BOS
-  Sewa kantin dan SHU kopersi sekolah. 
-  Sumbangan alumni/ Infaq
-  Komite sekolah

Strategi Pemanfaatan
-  Penggunaan anggran untuk Pembelajaran dan Kegiatan aktifitas/keratifitas murid disekolah, Honor guru/stap THL
-  Sewa kantin dan Kopresai siswa, Sumbngan almuni dan infak untuk program Sosial dan Kemanusiaan ( Peduli berbagi )
-  Sumbangan Komite/ dana alternatif di gunakan untuk pengembangan dan peningkatan kualilitas pendidikan



3.23.2023

PENDAMPINGAN INDIVIDU 5 GURU PENGGERAK



Jadwal Pendampingan Individu 5 PPGP Angkatan ke-6 dilaksanakan pada Maret 2023 di masing-masing sekolah Calon Guru Penggerak. Pengajar Praktik Evi Efriyanti, M.Pd mendatangai SMP Negeri 1 Keahiang untuk meakukan Pendampingan Individu ke-5.

Tujuan pendampingan yakni rancangan program yang berpihak pada murid. Fokus pendampingam refleksi penerapan aksi nyata modul Pembelajaran yang berpihak pada murd, diskusi rancangan program yang berpihak pada murid, dan diskusi perkembangan komunitas praktisi di sekolah dan implementasinya untuk berbagi kepada rekan sejawat Nurul Kuriniati, S.Pd



Hal-hal yang dibahas dalam pendampingan antara lain :

Pada bagian pembukaan mengenai proses yang telah dipelajari CGP pada modul coaching supervisi akademik, rencana tindak lanjut dari pendampingan individu 4, dan capaian CGP dalam pembelajaran daring sebagai kemajuan, maupun praktik baik. Selanjutnya CGP memperlihatkan hasil observasi pembelajaran dari rekan sejawat. Baik catatan hasil observasi maupun video observasi.


Pada bagian inti pendampingan, PP bersama CGP mendiskusikan tentang refleksi proses pengambilan keputusan, baik hal yang memengaruhi proses pengambilan keputusanberdasarkan hasil pemetaan, hal yang perlu dikembangkan/ dievaluasi, hal yang mendukung keberhasilan pengambilan keputusan, pengalaman terkait dilema etika, menilai kesesuaikan pengambilan keputusan yang diambil dengan prinsip dan langkah yang telah dipelajari, maupun hal yang masih perlu dikembangkan dan dievaluasi dari proses pengambilan keputusan tersebut.


Selanjutnya diskusi tentang rancangan program yang berdampak pada murid. Dari wawancara dengan PP diperoleh informasi tentang beberapa rancangan program yang berdampak pada murid seperti di SMPN 1 Kepahiang ada "BELI PUSTAKA" (Belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang) yang bertujuan :
  • Menggali bakat serta kreatifitas pelajar dalam mengapresiasikan buku fiksi dan nonfiksi
  • Agar pelajar mampu menanamkan budaya seni tulis menulis
  • Menyalurkan bakat dan kreatifitas literasi baca tulis serta potensi yang dimiliki
  • Menambah wawasan pelajar dalam bidang literasi
  • Memberikan tempat bagi para pelajar untuk menuangkan kreatifitas mereka pada buku fiksi dan nonfiksi
  • Agar pelajar mampu menyeimbangkan antara teknologi dan potensi literasi mereka masing-masing


Belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang diadakan dengan tujuan para siswa dapat menumbuhkan minat baca mereka lewat suguhan buku fiksi dan non fiksi yang tentu saja tak hanya menarik untuk dibaca, namun juga menarik perhatian kedua bola mata melalui jumlah buku yang ada di perpustakaan Daerah Kabupaten Kepahiang tersebut. Dengan adanya kunjungan di perpustakaan daerah Kepahiang ini, para siswa diharapkan dapat menunjukkan kreativitas mereka dan pastinya untuk menumbuhkan minat baca bagi siapapun yang melihatnya.


Selanjutnya diskusi tentang komunitas praktisi yang mana CGP memiliki komunitas yang diberi nama "Komunitas Belajar Bahasa Indonesia Kabupaten Kepahiang" yang anggotanya terdiri dari guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam komunitas ini dapat saling sharing dan berbagi praktik baik tentang pembelajaran yang diakukan di dalam kelas yakni pembelajaran yang berpihak pada murid, model-model pembelajaran yang dapat menyenangkan bagi murid, pengembangan keprofesionalan guru, dan lesson study. Kemudian dari hasil tersebut dikomunikasikan kepada rekan guru dan kepala sekolah dalam rapat agar praktik baik tersebut juga dapat berbagi kepada rekan guru yang lain. 

Perubahan yang menyenagkan dengan adanya komunitas praktisi dapat memudahkan berkomunikasi dengan rekan sejawat, terus mengembangkan komunitas praktisi, dan IPTEK yang dimiliki semakin meningkat. 

Menurut CGP ketika PPGP berakhir akan tetap konsisten bersama dengan komunitas praktisi terus mengembangkan diri, terus belajar, mengembangkan pembelajaran berbasis IT, dan berbagi kepada rekan sejawat agar bersama-sama berkolaborasi dan saling memberikan semangat untuk saling menguatkan.

LOKAKARYA 5 CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN KEPAHIANG


Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.


Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta, Kemendikbud mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Kebijakan ini dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang pendidikan. Tujuannya adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Filosofi “Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.




Tak terasa genap lima bulan perjalanan pendidikanku sebagai calon guru penggerak, couple time yang dilakukan sebelum pelaksanaan lokakarya ke-5. Menjadi salah satu saksi selama pendidikan adalah pengalaman yang mengharukan dengan merasakan progres potensi yang bermunculan seiring dengan semakin bertambahnya proses pengayaan yang saya lalui baik bersama fasilitator maupun instruktur. Fase demi fase konten telah dibedah tuntas mulai dari bagaimana menumbuhkan idealismenya sosok seorang pendidik yang berkiblat pada filosofi pendidikan kihajar dewantara yang mampu mereka wujudkan dalam pembelajaran diferensiasi dengan mengimplementasikan kompetensi sosial emosional dalam setiap tahap belajarnya peserta didik sehingga merdeka belajar dalam konten, proses dan produk dapat terwujud dengan tanpa membebani peserta didik bahkan sebaliknya mampu menumbuhkan dan memunculkan makna pembelajaran. Modul dan LMS adalah sahabat setia bagi para CGP dalam mengaktualisasikan diri melalui demonstrasi kontekstual dan aksi nyata yang merupakan bagian dari penjabaran MERRDEKA dalam program guru penggerak.


Kegiatan lokakarya ke-5 Angkatan 6 Wilayah Kabupaten Kepahiang  dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Maret 2023 bertempat di SD 12 Kepahiang. Aktivitas pembelajaran yang berlangsung pada lokakarya 5 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 6 ini di pandu oleh para pengajar praktik yang dibagi menjadi 3 kelompok. Ada lima agenda utama yang akan dilakukan bersama  selama lokakarya  ini. Alur dan agenda lokakarya ke 5 adalah Agenda pertama adalah evaluasi kompetensi diri. Dimana para CGP melakukan evaluasi diri berdasarkan daftar kompetensi guru penggerak. Agenda kedua adalah Refleksi Kompetensi. dengan melakukan refleksi kompetensi yang sudah berkembang dan belum berkembang.  Agenda ketiga adalah menganalisis secara bersama-sama faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses pengembangan kompetensi calon guru penggerak. Agenda keempat, membuat rencana pengembangan kompetensi berdasarkan hasil refleksi pada sesi sebelumnya.



Alhamdulillah Seluruh agenda dapat terselesaikan dengan tuntas, dan para CGP masih mendapat penugasan untuk pelaksanaan lokakarya yang akan datang yaitu membuat program sekolah yang berpihak pada murid. 

Akhirnya selesai sudah kegiatan lokakarya sepanjang pagi sampai sore hari ini yang ditutup dengan refleksi dan do'a terbaik serta sesi foto bersama... see u para CGP hebat... membersamai kalian merupakan suatu anugerah yang tak terkirakan...Tetap semangat.. tetap menginspirasi bagi sesama...tetap menjadi agen transformasi pendidikan...heart

Video Kegiatan Lokakarya 5 dapat di lihat disini

3.20.2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3


Hal-hal yang menarik yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah yang bisa anda tarik dari keterkaitan antarmateri yang diberikan dalam modul 3.3 

  1. Pembuatan dan pengelolaan program yang berdampak pada murid berdasarkan pemetaan aset dengan mempertimbangkan manajemen resiko yang terdiri dari resiko strategis, resiko keuangan, resiko pemenuhan dan resiko reputasi sekolah
  2. Dalam penyusunan program dan memenuhi serta melaksanakan monitoring, evaluation, learning dan reporting(MELR)
Monitoring : Adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan, untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan

Evaluation : Evaluasi merupakan proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan, perencanaan dan pelaksanaan

Learning : Merefleksikan situasi :
  • Fact (Fakta) : Catatan objektif tentang apa yang terjadi
  • Feeling (Perasaan) : Reaksi emosional terhadap situasi
  • Finding (Temuan) : Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
  • Future (Masa Depan) : Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan
Reporting : Reporting atau laporan adalah media bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya












Sekolah membuat program dengan mempertimbangkan aset based thingking sebagai kekuatan yang ada di sekolah dalam pemetaan sumber daya sebagai pendukung terlaksananya perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid dengan menggunakan model BAGJA untuk mencapai merdeka belajar dan bermakna. 

Materi yang saya dapat ini tentunya menambah wawasan saya sebagai guru agar berupaya turut mewujudkan merdeka serta menuntun murid dalam mengoptimalkan minat dan bakatnya. 

Materi yang saya dapatkan bisa membuat saya memahami cara memetakan aset sekolah, mengelola sumber daya, membuat program yang berpihak pada murid. mengambil keputusan yang bijak, menjadi coach bagi siswa dan rekan sejawat, mendalami keterampilan sosial emosional dan memfasilitasi pembelajaran siswa sesuai keberagaman yang ada dalam diri mereka

PELIMA CERIA KUJANG

Di kelas, saya menghadapi peserta didik kelas tujuh yang tidak semangat dalam pembelajaran materi menulis dan menceritakan kembali cerita. K...