Perkembangan dunia saat ini benar-benar memberikan perubahan besar pada masyarakat saat ini. Tak terkecuali teknologi yang sangat berkembang pesat diantara era globalisasi sehingga media teknologi, kini telah memiliki peran penting dalam kehidupan kita semua, segala kemudahan dengan berbagai informasi maupun ilmu pengetahuan yang ditawarkan. Sehingga kini masyarakat terutama kalangan pelajar dibanjiri dengan berbagai macam informasi dan alat-alat teknologi yang canggih lainnya. Akibatnya banyak dari kita dalam mengerjakan tugas, cenderung bersikap praktis tanpa memperdulikan hasil yang maksimal dan terpuruknya kreatifitas sertas semangat kita masing-masing. Agar perkembangan teknologi dapat berjalan seimbang, saatnya pelajar memperlihatkan bakat yang sudah menjadi budaya di Negara kita yang mulai surut, seperti majalah dinding, cerpen, artikel, ataupun majalah sekolah, seni lukis dan seni lainnya yang bertujuan dalam melatih kreatifitas dan jiwa jurnalistik, mengingat masih kurangnya minat dan bakat menulis pelajar baik akademis maupun non akademis, maka dirasa perlu menumbuhkan bakat tersebut sedini mungkin.
TUJUAN
- Menggali bakat serta kreatifitas pelajar dalam mengapresiasikan buku fiksi dan nonfiksi
- Agar pelajar mampu menanamkan budaya seni tulis menulis
- Menyalurkan bakat dan kreatifitas literasi baca tulis serta potensi yang dimiliki
- Menambah wawasan pelajar dalam bidang literasi
- Memberikan tempat bagi para pelajar untuk menuangkan kreatifitas mereka pada buku fiksi dan nonfiksi
- Agar pelajar mampu menyeimbangkan antara teknologi dan potensi literasi mereka masing-masing
ALASAN PEMILIHAN PROGRAM
Belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang diadakan dengan tujuan para siswa dapat menumbuhkan minat baca mereka lewat suguhan buku fiksi dan non fiksi yang tentu saja tak hanya menarik untuk dibaca, namun juga menarik perhatian kedua bola mata melalui jumlah buku yang ada di perpustakaan Daerah Kabupaten Kepahiang tersebut. Dengan adanya kunjungan di perpustakaan daerah Kepahiang ini, para siswa diharapkan dapat menunjukkan kreativitas mereka dan pastinya untuk menumbuhkan minat baca bagi siapapun yang melihatnya.
REFLEKSI 4P
Peristiwa (Fact)
Berawal pembelajaran Bahasa Indonesia yang akan mempraktikkan keterampilan berbicara dengan menggunakan alat peraga dan mengidentifikasi buku Fiksi dan Non fiksi, saya berdiskusi dengan siswa untuk membahas pemanfaatannya. Dengan menerapkan aspek voice, choice, dan ownership selama diskusi. Akhirnya disepakatilah kegiatan BELI PUSTAKA. Kegiatan dilakukan oleh siswa, dan guru serta petugas perpustakaan Umum Daerah kepahiang sebagai mitra belajar.
Perasaan (Feeling)
Ketika akan melaksanakan kegiatan ini ada kekhawatiran yang saya rasakan, apakah nantinya dalam diskusi anak-anak akan mengarah pada kegiatan yang saya harapkan ataukah tidak. Namun setelah menggunakan panduan tahapan BAGJA dalam proses diskusi dengan memperhatikan aspek voice dan choice di kelas VIIB, mereka memberikan ide dan pilihan kegiatan seperti yang saya harapkan. Disini peran guru sangat penting yaitu sebagai fasilitator untuk melaksanakan musyawarah kelas membuat keputusan tentang uang kas kelas. Pada proses musyawarah inilah, saya merasa harus benar-benar tepat dalam memberikan pertanyaan dan pernyataan pemantik pada anak-anak, agar mereka mau dan berani memberikan ide atau pendapatnya. Saya benar-benar ingin menerapkan aspek voice dan choice pada diskusi ini. Setelah diskusi membuahkan kesepakatan, anak-anak mulai melaksanakan sesuai rencana. Pada tahap ini, saya merasa senang karena semua antusias dan terlibat mulai dari kegiatan belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang hingga pendistribusian bantuan. Respon wali murid juga sangat baik dalam membantu belajar Literasi di Perpustakaan Daerah Kepahiang.
Pembelajaran (Finding)
Dengan menumbuhkembangkan student agency yang meliputi aspek voice, choice dan ownership ternyata hal ini sangat berdampak baik pada siswa. Selain tujuan khusus dari kegiatan ini semuanya dapat terlaksana yaitu menumbuhkembangkan karakter dermawan suka menolong dan gotong royong, menumbuhkembangkan karakter profil pelajar Pancasila berupa beriman bertaqwa dan berakhlak mulia mampu bergotong royong dan mandiri, menumbuhkembangkan keterampilan interaksi sosial secara arif dan bijaksana serta membantu murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ternyata kegiatan ini juga menumbuhkembangkan karakter lain yaitu nilai peduli, berorganisasi, tanggung jawab, berinisiatif dan masih banyak lagi yang pada mulanya nilai tersebut tidak menjadi poin utama dalam penumbuhan karakter. Studen agency atau kepemimpinan siswa pada kegiatan ini juga membuat membuat siswa yang pasif menjadi aktif terlibat secara sadar dalam setiap proses atau tahap pelaksanaan program. Karena mereka dilibatkan dan diberi tanggung jawab, mendapat kepercayaan, serta dengan adanya pembagian tugas yang jelas membuat keberadaan mereka penting satu sama lain. Selain hal-hal positif di atas saya juga menemukan beberapa kekurangan atau sesuatu yang belum berhasil. Banyak kegiatan saya lakukan yang melibatkan siswa. Namun semua kegiatan tersebut kebanyakan masih berasal dari inisiatif atau prakarsa saya, siswa terlibat hanya sebatas meramaikan atau partisipasi bukan berada pada membuatan ide. Sedangkan dalam membuat program yang prosesnya menggunakan aspek voice choice dan ownership baru kali ini saya lakukan. Maka anak-anak belum terbiasa dalam mengemukakan pendapat dalam sebuah forum. Beberapa anak memang tampak aktif, namun sebagian juga hanya mengikuti alur saja tidak ambil bagian dalam menuangkan idenya ataupun menjawab pertanyaan saya.
Penerapan Ke Depan (Future)
Dari evaluasi dengan siswa dan teman guru di dapat kendala pada saat kegiatan yaitu : pada proses kegiatan, masih minimnya bahan bacaan yang ada di perpustakaan daerah Kepahiang. Maka kendala tersebut diharapkan jika ada kegiatan serupa dapat, diantisipasi dan diperbaiki. Melihat dari respon dan dampak yang ditimbulkan sangat baik, mulai dari siswa dan orang tua kelas VII. Sehingga ke depan kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali dengan melibatkan cakupan partisipan yang lebih besar mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Atau mungkin dengan program kegiatan lain yang intinya dapat menumbuhkembangkan student agency dengan memperhatikan aspek voive, choice dan ownership dalam setiap tahapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar